Serangan Monyet Liar Gunung Merapi Meluas ke Jatinom Klaten

Serangan Monyet Liar Gunung Merapi Meluas ke Jatinom Klaten

Achmad Husein Syauqi - detikJateng
Kamis, 05 Okt 2023 12:49 WIB
Lahan tanaman pepaya di Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom yang diserang monyet. Foto diambil Kamis (5/10/2023).
Lahan tanaman pepaya di Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom yang diserang monyet. Foto diambil Kamis (5/10/2023). Foto: Achmad Husein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Serangan monyet liar di lereng Gunung Merapi tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Boyolali tetapi juga sampai ke wilayah Klaten. Serangan terjadi di Desa Kayumas, Kecamatan Jatinom dan sebagian Desa Mundu, Kecamatan Tulung.

"Adanya monyet sebenarnya sudah lama tapi musim kemarau ini tambah banyak jumlahnya. Mungkin karena tanaman di sepanjang tepi sungai sudah kering," jelas Kades Kayumas, Kecamatan Jatinom, Mulyono kepada detikJateng di kantornya, Kamis (5/10/2023).

Dijelaskan Mulyono, serangan monyet tersebut di sepanjang perbatasan Klaten-Boyolali, timur Gunung Merapi, sudah berlangsung lama. Saat musim kemarau kawanan kera itu menyerang apa saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka berkelompok, geser sana geser sini. Iya sini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dengan Desa Karanganyar, Kecamatan Tamansari, dengan Desa Sangup masih ke sana lagi. Yang diserang sekarang macem-macem," jelas Mulyono.

Sekitar bulan Juli-Agustus, sambung Mulyono, kawanan kera itu menyerang tanaman jagung. Lahan miliknya sekitar 1.000 meter ludes diserang monyet-monyet liar tersebut.

ADVERTISEMENT

"Biasanya buah-buahan, tapi kemarin itu tempat e saya jagung hampir 1.500 meter persegi habis. Tempatnya warga lain juga banyak," kata Mulyono.

Terakhir bulan ini, sambung Mulyono, pohon kates atau pepaya miliknya juga diserang meski tingginya baru 50 sentimeter. Serangan monyet itu tercatat sudah dua kali terjadi.

"Sudah dua kali. Sudah lama dilaporkan, petugas datang kemari tapi belum ada hasilnya juga, monyet datang rombongan akhirnya kembali lagi," papar Mulyono.

Monyet itu, ucap Mulyono, berasal dari Gunung Merapi yang melintas sepanjang sungai lewat Boyolali dan Klaten. Warga berharap kawanan monyet itu segera ditangani karena dinilai meresahkan.

"Sudah meresahkan, tidak saja jagung, kates, ketela pohon dan tanaman lain juga mau," ujar Mulyono.

Selengkapnya di halaman berikut.

Terpisah, Kades Mundu, Kecamatan Tulung, Budiyanto mengatakan serangan monyet di wilayahnya terjadi di area tegalan sekitar sungai.

"Tidak banyak, hanya di sekitar sungai saja. Ya ada jagung, singkong dan lainnya, itu monyet sampai sini sejak Merapi erupsi, dulunya tidak ada," kata Budiyanto kepada detikJateng di kantornya.

Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Jawa Tengah, Sudadi menyatakan sudah mendapatkan laporan monyet liar itu dari beberapa wilayah. Petugas sudah berkoordinasi dengan Pemdes dan kecamatan setempat.

"Kita sudah turun bersama Pemdes dan muspika setempat memberikan edukasi. Sejauh ini masih aman dan belum terjadi konflik dengan manusia yang fatal," kata Sudadi saat diminta konfirmasi detikJateng.

Primata itu, lanjut Sudadi, sejauh ini tidak menetap dan terus berpindah tempat. Kemungkinan karena pengaruh kemarau yang panjang menyebabkan mobilitasnya meningkat.

"Bisa juga dipengaruhi kemarau karena muncul laporan setiap kemarau. Tapi nantinya setelah hujan turun diperkirakan akan hilang dengan sendirinya," imbuh Sudadi.

Diberitakan sebelumnya, serangan monyet telah meresahkan warga Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Warga desa di lereng sisi timur gunung Merapi itu akhirnya membuat jebakan untuk menangkap hewan primata itu.

"Karena sudah begitu resah dengan keadaan pertanian dan juga untuk penanganannya kalau dibunuh nggak boleh, terus kemudian ada inisiatif untuk dijebak," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Sangup, Sri Hartanto, kepada detikJateng Rabu (4/10).



Hide Ads