Rumah milik Sabandinah (66), warga Kampung Gajahan RT 02/II, Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo ludes dilalap si jago merah.
Menurut anak pemilik rumah Danang Santono (39), kejadian bermula saat ibu tengah memasak di dapur untuk makan siang. Usai masak, tiba-tiba api muncul dari arah dapur.
"Sekitar jam 12.00 WIB, ibu saya masak untuk makan siang. Tiba-tiba kompor meledak. Ibu saya panik, takut minta tolong tetangga, tapi api sudah membesar. Rumahnya sudah habis," kata Danang kepada awak media, Kamis (5/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntung, Sabadinah tidak mengalami luka akibat peristiwa itu. Namun dirinya masih dalam kondisi trauma.
Banyaknya material di dalam rumah yang mudah terbakar, membuat api cepat membesar. Bahkan, api sempat merembet ke tembok rumah tetangga, namun api segera bisa dipadamkan.
"Rumahnya dari tembok, tapi ada tripleknya juga. Untung tidak sampai menjalar ke rumah tetangga," ucapnya.
Akibat kejadian ini, Sabandinah bersama dua orang anaknya akan menumpang ke rumah saudaranya terlebih dahulu. Sebab, rumahnya tidak bisa ditinggali.
Kapolsek Pasar Kliwon AKP Marwanto mengatakan, laporan kebakaran masuk sekira pukul 13.00 WIB. Proses pemadaman memerlukan waktu sekira 30 menit.
"Kebakaran cuma satu rumah, alhamdulilah tidak meluas berkat quick respon dari teman-teman semua," kata Kapolsek.
Tiga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan dalam proses pemadaman ini. Namun hanya perlu satu mobil Damkar saja untuk memadamkan api. Kapolsek mengatakan, kebakaran ini ada unsur kelalaian dari pemilik rumah.
"Pada saat masak, ibunya tidak mematikan kompor sampai bunyi klik," ucapnya.
Dapat Bantuan
Setelah padam, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mendatangi lokasi rumah yang terbakar. Kasus ini merupakan kasus kebakaran kedua dalam dua hari terakhir di Pasar Kliwon.
Rumah milik Sabandinah itu akan mendapatkan bantuan, seperti kasus kebakaran di Kampung Joyosudiran, Kelurahan/kecamatan Pasar Kliwon. Dana bantuan itu akan diambilkan dari dana CSR dan donatur.
"Nanti bantuannya akan dijadikan satu. Dibarengke sama yang di sini sekalian," kata Teguh.
Teguh mengakui, dana bantuan itu tidak bisa mengembalikan bentuk rumah seperti semula. Namun, minimal layak untuk ditinggali.
(apl/aku)