Warga Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan, Rembang, geger dengan kemunculan gas berapi di sumur milik seorang warga. Api itu menyala di pipa air yang terhubung dengan sumur bor itu.
Pantauan detikJateng, Rabu (4/10/2023) pukul 17.20 WIB, semburan gas berapi itu bersumber dari sumur milik Abu Rosidin warga RT 2 RW 13, Dukuh Kampung Sridadi, Desa Pamotan. Lokasi sumur berada di sebelah barat rumahnya. Berjarak sekitar 3-5 meter.
Saat detikJateng di lokasi, Abu mencoba menyulut semburan gas itu dengan pemantik api. Api pun kemudian menyala dari sumber semburan gas. Saat nyala tinggi api sekira satu meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sekitar sumur itu tampak sudah terpasang garis polisi, sebagai penanda sekitar area berbahaya.
Kronologi awal, Abu menjelaskan, beberapa hari lalu ia sedang mengebor sumur untuk mencari sumber mata air. Selama lima hari ia mengebor, akhirnya sumur itu mengeluarkan air.
Namun, sembari menunggu air yang keluar dari sumur bornya itu jernih, Abu mengaku dikagetkan dengan semburan api yang muncul secara tiba-tiba, pada saat ia hendak menyulut rokok.
"Ngebornya sudah semingguan lebih. Tanggal 23 September kemarin. Setelah lima hari itu kan sudah keluar airnya. Biasanya sumur baru itu kan airnya keruh. Waktu nunggu itu sampai airnya jernih saya kan nyulut rokok, lah itu tiba-tiba dari sumur ikut nyala itu apinya. Kan saya dekat itu, kaget," jelas Abu saat diwawancarai detikJateng di lokasi sumur.
Atas munculnya semburan gas berapi di sumur itu, tetangga Abu dan warga sekitar desa pun heboh. Mereka berdatangan untuk menyaksikan semburan gas berapi. Abu berharap ada langkah lebih lanjut dari pemerintah.
"Warga ya pada ramai. Pada datang, tanya gimana? Untuk menangani ini (gas), pemerintah sama Pertamina. Dicek atau diteliti siapa tahu bisa dimanfaatkan warga sekitar. Apalagi gas elpiji ini lagi langka," tutur Abu.
Selengkapnya baca halaman berikutnya
Senada dengan Abu, Sekretaris Desa Pamotan, Safig juga berharap ada upaya lebih lanjut untuk mengecek kapasitas gas yang terkandung di sumur milik Abu.
"Kalau memang diizinkan oleh yang punya ya dikembangkan. Dengan Pemkab atau DLH (Dinas Lingkungan Hidup), atau Pertamina, untuk tindak lanjuti ini (gas). Difungsikan, ditampung untuk kebermanfaatan warga sekitar," kata Safig kepada detikJateng di lokasi.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Rembang Ika Himawan Affandi saat dihubungi detikJateng mengaku belum menerima laporan ihwal muncul semburan gas berapi di Desa Pamotan. Untuk upaya tindak lanjut, dirinya akan terlebih dahulu berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait.
"Saya baru tahu info ini, coba nanti tak tanya temen-temen dulu," ujar Ika saat dihubungi lewat pesan singkat.