Jadi Tuan Rumah Acara Umat Buddha, Gibran Kenang Solo Pernah Dicap Intoleran

Jadi Tuan Rumah Acara Umat Buddha, Gibran Kenang Solo Pernah Dicap Intoleran

Tara Wahyu - detikJateng
Jumat, 29 Sep 2023 11:33 WIB
Gibran Rakabuming Raka membuka Wahana Negara Rahaja (WNR), Jumat (29/9/2023)
Gibran Rakabuming Raka membuka Wahana Negara Rahaja (WNR), Jumat (29/9/2023) Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Solo -

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menghadiri Wahana Negara Rahaja (WNR) yang digelar Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di salah satu hotel di Kota Solo. Dalam kesempatan itu, Gibran berseloroh Solo dulu pernah mendapat image negatif dari masyarakat.

Di depan umat Budha, Gibran mengatakan Kota Solo pernah mendapat image sebagai kota intoleran. Bahkan, disebut sebagai kota penghasil teroris.

"Terima kasih Solo sudah dipilih sebagai tuan rumah, ini luar biasa sekali karena Solo ini biasanya di-image kan sebagai kota yang kurang toleran, kota penghasil teroris, (Gibran tertawa), tapi sekarang sudah berubah Bapak Ibu semua," kata Gibran, Jumat (29/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gibran menyebut setelah dirinya menjabat sebagai Wali Kota Solo, image sebagai kota intoleran mulai memudar. Menurutnya, Solo kini menduduki peringkat ke-4 sebagai kota toleran.

"Jadi dulu memang Solo jelek seperti itu Bapak Ibu semua, tapi ketika saya mulai diberi amanah di sini, Solo masuk sebagai kota toleran 9, sekarang naik ke no 4 kota paling toleran di Indonesia," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Gibran menyebut Solo mendapat peringkat 4 kota toleran itu karena banyaknya event terkait keagamaan. Dia lalu mencontohkan saat ini banyak event keagamaan yang digelar di Balai Kota Solo.

"Jadi sekarang warga bebas untuk mengadakan acara keagamaan apapun. Dulu yang namanya pasang, mohon maaf, misalnya saja pasang pohon Natal takut semuanya. Sekarang saya perbolehkan pasang di depan Balai Kota, ornamen Natal kita perbolehkan juga," jelasnya.

"Misal umat Hindu festival ogoh-ogoh kita perbesar, semua acara keagamaan. Kalau ada rumah ibadah yang dipersulit, yang disegel, saya yang paling pertama membuka segel kembali," lanjut Gibran.

Lewat event-event itu Solo perlahan diakui sebagai kota toleran. Gibran menegaskan Solo saat ini memang kota ramah bagi semua umat beragama.

"Memang kota ramah, harus meningkatkan lagi sebagai kota toleran. Upaya kita banyak mengadakan seperti ini, ini salah satu indikator bahwa sudah aman dari agama manapun nyaman mengadakan acara-acara besar di sini," terang putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini.

Selengkapnya di halaman berikut.

Di lokasi yang sama, Ketua Umum Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) Pandita Utama Aiko Senosoenoto mengungkap alasan Solo dipilih sebagai tempat pertemuan. Menurutnya, Solo menjadi kota pilihan para peserta acara.

"Jadi dipilih Kota Solo pilihan dari umat. Kebanyakan umat kita keturunan Tionghoa, sebagian umat pribumi. Justru di Solo ini membangun saling pengertian sehingga tidak ada perbedaan keturunan Tionghoa dan pribumi. Solo kota yang tepat membangun suasana itu," ucapnya.

Dia menambahkan akan ada sekitar 200 vihara yang akan dibangun di Indonesia. Vihara itu nantinya akan dilengkapi dengan taman bermain hingga pendidikan untuk anak-anak.

"Nanti akan dihadiri Menteri Agama. Kita akan meluncurkan taman bermain di setiap vihara di Indonesia. Ada sekitar 200 vihara dibangun, taman bermain, membantu pendidikan anak-anak di lingkungan vihara. Sekarang kira-kira 10 vihara tapi akan terus dibangun sampai seluruh vihara punya taman bermain," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/dil)


Hide Ads