Mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Solo diminta mendaftar pinjaman online (pinjol) saat Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023. Temuan ini kemudian menuai protes sejumlah pihak hingga berujung dibekukannya Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) serta pencopotan Ketua Dema.
Rektor UIN Solo Prof Mudofir pun mengaku sudah meminta klarifikasi dari pihak Senat Mahasiswa (Sema) dan Dema. Dari pengakuan pihak panitia, disebutkan kegiatan daftar pinjol itu untuk literasi financial technology (FinTech).
"Tujuan mereka katanya untuk literasi financial technology (FinTech). Saya kejar kenapa harus pinjol, kan negatif," kata Mudofir kepada awak media, Senin (7/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya menegaskan jalinan kerja sama yang dilakukan Dema dan Sema di luar pengetahuan pihak kampus. Pihaknya pun memberi tenggat waktu 1 x 24 jam kerja sama itu diputus.
Mudofir menyebut total ada sekitar 4 ribu mahasiswa baru di kampusnya tahun ini. Namun, dari ribuan orang itu, baru ratusan orang yang disebut mendaftar pinjol tersebut.
"Saat saya cek tadi, berapa sesungguhnya yang sudah mengisi data, katanya tidak lebih dari 500 (mahasiswa), itu jawaban dari Dema. Tapi 500 kan banyak juga," kata Mudofir.
Temuan Deal Rp 160 Juta
Belakangan diketahui ada deal Rp 160 juta di balik sponsorship untuk Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Solo.
Temuan itu diketahui pihak kampus setelah digelar sidang etik. Dari sidang itu ditemukan bukti MoU antara Dewan Mahasiswa (DEMA) dengan salah satu sponsorship.
"Baru tadi dari dosen, yang kebetulan pembina DEMA, memperoleh MoU antara mahasiwa dengan pihak sponsorship. Padahal mahasiswa nggak berhak ada MoU, apalagi ada nominal. Itu kan rawan macam-macam. Mengapa sponsorship bisa sebesar itu," kata Wakil Rektor 3 UIN Raden Mas Said Solo, Prof Syamsul Bakri Wironagoro, kepada awak media, Selasa (8/8).
"Itu kompensasinya Rp160 juta. Dari salah satu sponsor dari tiga sponsor itu," imbuhnya.
Dema Dibekukan-Ketua Dicopot
Rabu (9/8), Rektor UIN Raden Mas Said Solo, Prof Mudofir, menandatangani surat rekomendasi Dewan Kode Etik Mahasiswa itu. Ada lima poin dalam surat rekomendasi itu, di antaranya pengambilalihan kegiatan PBAK oleh Universitas, membekukan Dema, serta mencopot Ketua Dema.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Eks Ketua Dema Buka Suara
Pihak Dema mengakui adanya deal sponsorship. Namun mengaku belum menerima uang tersebut.
"(MoU) Itu pihak Dema dengan pihak kerja sama. Sampai saat ini, tidak ada uang kerja sama yang masuk ke pihak Dema. Jadi tidak ada uang atau anggaran yang masuk ke Dema," kata eks Ketua Dema UIN, Ayuk Latifa, kepada awak media, Rabu (30/8).
Ayuk menegaskan pihaknya belum menerima uang itu karena adanya pembatalan kerja sama. "Iya. Jadi tidak ada uang atau anggaran dari pihak sponsor yang masuk ke Dema," jelasnya.
Dia lalu menjelaskan soal pencarian sponsor untuk kegiatan festival budaya. Menurutnya, kegiatan PBAK sudah dianggarkan dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Namun, kegiatan festival budaya tidak didanai pihak kampus.
"Sehingga pihak Dema UIN RMS Solo berhak menggandeng kerja sama hal ini sesuai dengan undang-undang KM UIN Raden Mas Said Surakarta tahun 2016 pasal 17 mengenai anggaran," ucapnya.
Ayuk mengatakan Dema UIN Solo selaku pihak panitia PBAK dan festival kebudayaan 2023 tidak pernah menyampaikan soal mahasiswa baru dipaksa mendaftarkan diri di aplikasi pinjaman online.
"Namun statement yang diberikan oleh Rektor dan jajaran UIN RMS Solo di media bahwa maba baru dipaksa pinjol justru memicu kericuhan dan kegaduhan," ujarnya.