Wakil Rektor 3 UIN Raden Mas Said Solo Profesor Syamsul Bakri Wironagoro mengungkap adanya deal antara Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) dan sponsor senilai Rp 160 juta. Pihak Dema mengakui adanya deal itu namun mengaku belum menerima uang tersebut.
Sebagai informasi kasus ini mencuat saat Dema UIN Solo diduga bekerja sama dengan pihak pinjol untuk sponsor Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) dan festival budaya UIN RMS. Buntut kerja sama dengan pinjol ini, Dema UIN dibekukan. Ketua Dema UIN RMS kala itu, Ayuk Latifa, membenarkan adanya kerja sama tersebut. Namun pihaknya belum menerima uang itu.
"(MoU) Itu pihak Dema dengan pihak kerja sama. Sampai saat ini, tidak ada uang kerja sama yang masuk ke pihak Dema. Jadi tidak ada uang atau anggaran yang masuk ke Dema," kata Ayuk kepada awak media, Rabu (30/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayuk menegaskan pihaknya belum menerima uang itu karena adanya pembatalan kerja sama. "Iya. Jadi tidak ada uang atau anggaran dari pihak sponsor yang masuk ke Dema," jelasnya.
Dia lalu menjelaskan soal pencarian sponsor untuk kegiatan festival budaya. Menurutnya, kegiatan PBAK sudah dianggarkan dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Namun, kegiatan festival budaya tidak didanai pihak kampus.
"Sehingga pihak Dema UIN RMS Solo berhak menggandeng kerja sama hal ini sesuai dengan undang-undang KM UIN Raden Mas Said Surakarta tahun 2016 pasal 17 mengenai anggaran," ucapnya.
Di sisi lain, usai kejadian tersebut, dia dan pihak Sema sudah dipanggil pihak Rektorat untuk dimintai klarifikasi pada 7 Agustus. Lalu pada tanggal 8 Agustus ada demo mahasiswa di depan Rektorat UIN RMS. Setelahnya dia dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Dema UIN Solo.
"Tanggal 9 saya dicopot (sebagai ketua Dema). Sehingga 21 hari ini, saya tidak mengeluarkan statemen karena dibungkam secara pribadi dan lembaga. Jadi bagaimana kita mau mengeluarkan statement, kita saja dicopot dan dibekukan," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Prof Syamsul mengatakan dalam dalam rapat Dewan Kode Etik Mahasiswa menemukan bukti MoU Dema dengan salah satu sponsorship sebesar Rp160 juta.
Dewan Kode Etik pun curiga dengan kesepakatan nominal Rp160 juta itu. Sebab, sponsor untuk acara kampus biasanya tidak sebesar itu.
"Bagaimana pihak sponsorship mengasih cuma-cuma Rp160 juta itu kan. Mana ada? Fakultas saja buat acara, nggak pernah dapat sebanyak itu," ucapnya.
PBAK di UIN Raden Mas Said Solo sendiri baru akan dilakukan pada tanggal 14 Agustus mendatang, yang diikuti sekitar 4 ribu Maba. Kegiatan itu sepenuhnya dibiayai oleh kampus.
Bakri mengatakan, biasanya PBAK berlangsung 3-4 hari. Dalam kegiatan ini, kampus sudah menganggarkan uang sebesar Rp400 juta.
"PBAK itu kan sebenarnya cuma 3-4 hari, dan sudah semuanya dianggarkan, Rp 400 juta lebih dari kampus, nggak ada anggaran kurang. Kalau mau ngundang siapa terserah, kegiatannya itu berbasis anggaran," ucapnya.
(ams/apl)