Kuburan di Sudut Alun-alun Semarang Konon Makam Pejuang, Begini Kisahnya

Kuburan di Sudut Alun-alun Semarang Konon Makam Pejuang, Begini Kisahnya

Afzal Nur Iman - detikJateng
Sabtu, 12 Agu 2023 11:31 WIB
Kuburan di Alun-alun Kota Semarang yang konon makam pejuang, Jumat (11/8/2023).
Kuburan di Alun-alun Kota Semarang yang konon makam pejuang, Jumat (11/8/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Di sudut Alun-alun Kota Semarang terletak sebuah makam yang tak diketahui siapa namanya. Konon, dia merupakan pejuang yang tewas saat Pertempuran Lima Hari di Semarang tahun 1945.

Makam tersebut terletak di sudut kiri gerbang Alun-alun Semarang, tepat berada di depan Masjid Agung Kauman. Saat Alun-alun direnovasi sekitar tahun 2019, makam itu juga ikut dibangun dengan patok baru dan dihias dengan batu putih di atasnya.

Tak banyak warga yang tahu bahwa di sudut Alun-alun itu terletak sebuah makam. Namun, tokoh masyarakat Kauman, Muhaimin (58) yakin betul bahwa itu merupakan makam pejuang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mendapat cerita itu dari pamannya yang juga merupakan seorang pejuang. Dari pamannya, dia mendengar bahwa yang dikubur pada makam itu merupakan orang yang tewas saat Pertempuran Lima Hari di Semarang.

"Pada waktu itu Pertempuran Lima Hari itu kan menyebar ke (Hotel) Dibya Puri sampai ke Pasar Johar juga kan dan ketika itu ada salah seorang yang tertembak dan tidak memungkinkan untuk dikubur ke (TPU) Bergota, karena terlalu jauh dan itu kan tidak ada warga yang diminta bantuan. Karena tidak memungkinkan akhirnya diambil jalan pintas pejuang tadi dikubur di Alun-alun," jelas Muhaimin saat ditemui di sekitar Masjid Kauman, Semarang, Jumat (11/8/2023).

ADVERTISEMENT

Sayangnya, tidak diketahui pasti nama dan dari mana pahlawan itu berasal. Muhaimin juga hanya menduga bahwa pejuang tersebut tewas di sekitar Alun-alun Semarang atau Masjid Kauman.

Tokoh masyarakat yang juga Sekretaris Yayasan Masjid Agung Kauman Semarang, Muhaimin (58), Jumat (11/8/2023).Tokoh masyarakat yang juga Sekretaris Yayasan Masjid Agung Kauman Semarang, Muhaimin (58), Jumat (11/8/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng

Dia juga tak tahu pasti kapan pejuang itu tewas. Namun, saat-saat itu disebut tengah rawan dan jarak dari Masjid Kauman ke TPU Bergota berkisar 3 kilometer. Untuk diketahui Pertempuran Lima Hari terjadi pada 15-19 Oktober 1945.

"Pakdhe saya tahu itu seorang pejuang, kan itu nggak mesti dari Kauman juga karena kan di sini banyak yang mengungsi. Cerita itu jadi cerita tutur tapi kita memang tidak pernah menelusuri itu siapa," lanjutnya.

Saat itu, wilayah Kauman memang tengah sepi karena banyak warganya yang mengungsi. Paman Muhaimin sendiri tak mengungsi karena ditugasi untuk menjaga wilayah tersebut.

"Saya masih ingat betul paman saya cerita pada waktu itu kan Pertempuran Lima Hari di Semarang dan itu kan di Kauman banyak yang mengungsi termasuk keluarga besar saya mengungsi di Kudus karena situasi dan kondisi pada saat itu ya, sangat rawan," ujarnya.

Ungkap Ada Versi Lain

Muhaimin yang juga merupakan Sekretaris Yayasan Masjid Agung Kauman mengakui bahwa ada versi lain terkait siapa yang dikubur di makam tersebut. Termasuk versi yang menganggap makam tersebut keramat.

"Tapi sekarang berkembang mbah siapa, mbah siapa," kata Muhaimin.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Menurutnya siapa yang berada di makam tersebut perlu ditelusuri lebih lanjut. Namun, dia menganggap bahwa apa yang diceritakan pamannya lebih masuk akal.

"Kalau yang di sini saya nggak pernah dengar, baru di YouTube ada yang bilang ini mbah siapa, mbah siapa, kalau saya lihat cerita yang saya peroleh itu kan agak masuk akal dan di sini kan juga dekat dengan Dibya Puri yang juga titik pertempuran," tegasnya.

Dia mempersilakan bila ada yang memiliki versi lain. Namun, selama ini dia tidak pernah mendengar ada penjelasan selain yang diceritakan pamannya.

"Kalau ada yang bilang itu mbah siapa itu saya ya monggo kalau memang ada rujukan, yang pasti saya rujukannya hanya dari pakdhe saya dan itu masuk akal gitu," ujarnya.

Menurutnya, makam tersebut memang kurang populer di kalangan masyarakat. Bahkan, makam tersebut juga jarang diziarahi.

"Terus terang ya makam itu nggak begitu populer saya juga nggak paham ya kenapa. Orang Kauman coba ditanya pernah nggak ziarah ke situ pasti rata-rata tidak pernah, cuma kalau bilang itu pejuang dulu orang-orang di Kauman tahu," imbuhnya.

Kuburan di Alun-alun Kota Semarang yang konon makam pejuang, Jumat (11/8/2023).Kuburan di Alun-alun Kota Semarang yang konon makam pejuang, Jumat (11/8/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng

Meski begitu, dia tetap ingin makam tersebut berada di sudut Alun-alun Semarang. Dengan adanya makam di sana, dia berharap masyarakat yang beraktivitas di Alun-alun Semarang tak melakukan hal di luar batas.

"Kami berharap gini, itu kan makam jadi jangan sampai orang itu lepas kontrol di Alun-alun, di situ kan ada makam jadi kalau buat joget-joget sebagainya harus ada rambu-rambu bahwa itu ada makam, yang penting orang tidak sembarangan ada di Alun-alun dalam arti lepas kontrol," pungkasnya.



Simak Video "Video: Momen Panglima Tabur Bunga di Makam BJ Habibie Jelang HUT ke-79 TNI"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads