Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) meluncurkan film mini seri Nyantrik yang bercerita soal anak-anak yang belajar soal kesenian wayang orang. Peluncuran digelar di gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendukbud Ristek, Hilmar Farid mengatakan film pendek itu bercerita tentang proses belajar sembilan aktor dan aktris Indonesia di empat sanggar wayang orang yang masih berdiri di Indonesia. Sanggar itu yakni Wayang Orang (WO) Bharata Jakarta, WO RRI Surakarta, WO Sriwedari Surakarta, dan WO Ngesti Pandowo Semarang.
"Pendekatan yang kita pilih, semi dokumenter, karena selama beberapa waktu, dua minggu berkeliling ke beberapa tempat, kemudian berinteraksi dengan beberapa maestro, menimba ilmu kemudian ikut memainkan. Tujuannya tidak lain ini menjadi jembatan pada kalangan muda pada seni tradisi," kata Hilmar di TBRS, Semarang, Senin (7/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kalangan muda inilah juga yang nanti memikirkan pengembangannya nanti ke depan bagaimana. Jadi strateginya seperti itu dan akan tayang di kanal budaya indonesiana.tv," imbuhnya.
Ia menjelaskan mini seri itu juga akan tayang di sejumlah negara di mancanegara. Hilmar berharap film Nyantrik bisa memicu anak muda untuk belajar kesenian tradisi.
"Sasarannya tentu anak muda. Jadi kita ingin dengan mengajak teman-teman artis muda dan mereka juga bukan dari latar belakang seni tradisi ya, ingin beri pesan seni tradisi ini untuk semua Sebenarnya bisa akses asal ada jalan dan kemauannya," ujarnya.
Hilmar lalu mengungkap alasan pemilihan Semarang menjadi peluncuran Nyantrik. Menurutnya, hal itu tidak lepas dari keberadaan grup Ngesti Pandawa, yang konon diundang Presiden Soekarno tampil di Istana Negara.
"Salah satu pusat wayang orang ini di Semarang. Jadi yang saya sebut tadi, Ngesti Pandawa luar biasa sejarahnya. Tepat 70 tahun lalu diundang Bung Karno ke Istana untuk mobilisasi dukungan korban Merapi. Bisa bayangkan di masa itu peran dari kesenian seperti wayang orang luar biasa, asalnya dari Semarang," terangnya.
Dalam peluncuran Nyantrik ditampilkan pertunjukan wayang orang di gedung Ki Narto Sabdo. Penonton dari kalangan anak sekolah cukup antusias menyaksikan hingga akhir pertunjukan. Kemudian juga ditampilkan trailer film Nyantrik.
Selengkapnya Gubernur Ganjar Pranowo dan Walkot Semarang Mbak Ita berharap film ini memantik kaum muda semakin cinta budaya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir dalam launching tersebut mengatakan film yang dibintangi Samo Rafael, Kelly Tandiono hingga Tatyana itu menunjukkan langkah menjadi penari profesional dengan apik. Dia juga mengapresiasi film itu ngepop alias sesuai dengan zamannya.
"Film ini menggambarkan cerita semi dokumenter yang bagus, artinya kamu bisa menjadi penari profesional dengan urutan-urutan yang ada, dengan guidance yang diberikan dan kemudian divisualkan dengan sangat bagus sekali," kata Ganjar.
"Artinya kita melakukan strategi kebudayaan yang lebih nge-pop yang gampang diterima oleh publik tanpa kehilangan akarnya. Ini sesuatu yang penting," imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita) dengan adanya Nyantrik dan gedung Ki Narto Sabdo di TBRS diharapkan bisa memantik anak-anak belajar kesenian. Ia menyebut sudah cukup banyak anak-anak yang berminat mempelajarinya, salah satunya di SMPN 12 Kota Semarang.
"Ada pula dari SMPN 12 yang sudah pernah tampil, ini jadi satu vitamin agar mereka semangat. Kita dorong agar anak-anak bisa mencintai budaya," tambah Ita.