Banyak Peninggalan di Kropakan Klaten, BRIN: Dekat Ibu Kota Masa Medang

Banyak Peninggalan di Kropakan Klaten, BRIN: Dekat Ibu Kota Masa Medang

Achmad Husein Syauqi - detikJateng
Jumat, 04 Agu 2023 19:41 WIB
Temuan guci di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom.
Temuan guci di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom. (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Temuan guci dari era Dinasti Tang di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, menjadi jejak permukiman kuno. Dusun tersebut diduga tidak jauh dari ibu kota Mataram kuno.

"Dan ini kan dengan Prambanan tidak terlalu jauh. Jadi ini kemungkinan daerah yang dekat dengan ibu kota dulu, masa Medang," ungkap arkeolog dari Pusat Riset Arkeologi Sejarah dan pra Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Retno Purwanti kepada detikJateng, Kamis (3/8/2023).

Menurut Retno, temuan benda di Kropakan terbilang banyak dan lengkap. Ada temuan sumur tua, lingga, pecahan-pecahan gerabah dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sini ini lengkap. Ada temuan sumur tua, lingga, pecahan-pecahan gerabah dan lainnya, intinya apa? Di sini ini permukiman padat," papar Retno.

Sebagai permukiman padat, kata Retno, sarana dan prasarananya lengkap. Termasuk daerah pertaniannya.

ADVERTISEMENT

"Termasuk mana daerah pertaniannya itu lengkap. Ini dulu daerah makmur, subur, mungkin dekat dengan ibu kota," kata Retno.

Apalagi, imbuh Retno, temuan guci keramik dari China abad 9-10 Masehi cukup banyak. Dia menyebut biasanya pemilik keramik China dari kalangan atas.

"Kalau yang punya keramik dari China itu ya biasanya kalangan atas. Kalau rakyat biasa yang biasanya gerabah," terang Retno.

Dari interprestasinya, ucap Retno, lokasi Kropakan merupakan salah satu daerah administratif di bawah raja atau disebut watak.

"Ya seperti kabupaten atau kota lah. Ya seperti itulah," terang Retno.

Arkeolog BRIN lainnya, Sugeng Riyanto mengatakan secara hipotesis situs Kropakan merupakan permukiman lengkap. Ada hunian, pertanian dan peribadatannya.

"Ada hunian, pertanian dan peribadatannya. Ada batu candi dan yoni itu peribadatan, ada permukiman karena sumur, struktur, ada gerabah dan pertanian dari pipisan yang untuk mengolah bahan makanan," terang Sugeng.

Sebelumnya diberitakan, sebuah guci ditemukan di dekat sumur kuno abad 8-9 Masehi di Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten. Guci tanah liat tersebut ditemukan penggali tanah liat untuk bahan batu bata.

"Saya pas mencangkul untuk membuat tanah liat batu bata. Pertama yang kena cangkul bagian bawah guci yang posisinya miring," kata penemunya, Sardi (56) warga Dusun Kropakan kepada detikJateng, Senin (31/7).

Guci itu ditemukan Sardi sekitar pukul 09.30 WIB di kedalaman sekitar dua meter. Setelah 'bokong' guci terlihat, dia mengeruk tanah dengan tangan agar tidak pecah.

Lokasi temuan itu di utara sumur kuno yang ditemukan beberapa bulan lalu. Jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi temuan sumur.




(ams/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads