Sedihnya Guru SDN di Batang Banyak Bangku Kosong di Tahun Ajaran Baru

Robby Bernardi - detikJateng
Jumat, 21 Jul 2023 13:08 WIB
2 SD Negeri di Batang, Jawa Tengah, kekurangan murid di tahun ajaran baru 2023/2024. (Foto: Robby Bernardi/detikJateng)
Batang -

Keramaian anak-anak bermain dan suara tawa yang terdengar semarak di sekolah saat jam istirahat menjadi hal yang dirindukan dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ini. Program layanan seragam gratis hingga antar jemput siswa tak mempan menggaet siswa baru di SDN Kranggan 01 di Kecamatan Tersono dan SDN Sijono di Kecamatan Warungasem.

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2023 di SDN Kranggan 01 sepi peminat. Hanya ada satu siswa yang mendaftar dan belakangan mengundurkan diri karena tak ada temannya.

"Ada yang mendaftar satu tahun ini. Sudah kami berikan seragam, tapi tidak jadi, karena tidak ada temannya mengundurkan diri. Seragam dikembalikan, tidak jadi daftar sekolah," kata guru SDN Kranggan 01, Siti Mutaharoh saat ditemui di kantornya, Kamis (20/7/2023).

Siti mengenang masa awal mengajar di sekolah tersebut pada 2003 atau 20 tahun lalu. Kala itu, ada sekitar 80 siswa yang bersekolah di SD-nya.

"Melihat ruangan kosong rasanya sedih. Saya kan guru paling lama bertugas di sini. Saya bertugas sejak tahun 2003. Dulu satu sekolah ada 80-an murid, dulu ramai senang melihat anak-anak bermain, melihat saat ini sedih," kata dia.

Dia pun menceritakan perjuangan guru untuk menggaet murid baru. Mulai dari menyediakan layanan antar jemput gratis hingga seragam gratis. Tak hanya itu, para guru pun patungan untuk membelikan perlengkapan sekolah.

"Sejak enam tahun yang lalu (sepi). Ya, kita sudah berusaha untuk mencari murid, sudah saya janjikan jika ada murid yang datang ke sini saya berikan seragam, layanan antar jemput," tutur Siti sambil berkaca-kaca.

SDN Kranggan 01 ini terbilang cukup jauh dari permukiman warga. Di lingkungan permukiman dan desa setempat ada sekolah swasta yang jaraknya lebih dekat.

"Di sini satu desa ada lima sekolahan. Kami sudah berusaha koordinasi ke instansi terkait, termasuk ke desa, UPT (dinas pendidikan kecamatan), tokoh masyarakat, sudah semaksimal mungkin. Tapi tidak dapat murid," ucapnya.

Semakin tahun, jumlah murid di SDN Kranggan 01 semakin berkurang. Tahun ini jumlah murid satu sekolah hanya 19 anak. Itu pun hanya kelas II hingga kelas VI. Kelas I kosong.

"Ya kami sangat sedih. Apalagi kami juga melihat kondisi ekonomi di sini kebanyakan buruh, kami ingin membantu. Kami berusaha untuk membantu, semuanya gratis dari pakaian, ujian, semua, kita berikan fasilitas antar jemput anak-anak, kami dari pihak guru juga berusaha meskipun ada rezeki sedikit kami belikan untuk buku atau membelikan keperluan anak," terang Siti.

"Untuk SD kita sebetulnya berprestasi, dari olahraga seperti bulutangkis sampai kabupaten, MAPSI sampai provinsi, kami tidak kalah dengan lainnya," tambahnya.

Berbeda dengan SDN Kranggan 01, SDN Sijono masih lebih beruntung. Tahun ini mereka mendapatkan tiga murid baru.

"Ya, awalnya tidak ada yang mendaftar, kami sudah pasrah. Lalu ada satu, tadinya karena kami merasa kasihan jika tidak ada teman, kami sempat rapat untuk tidak membuka kelas, tapi pada besoknya hari-hari terakhir penutupan PPDB ada yang mendaftar lagi dua anak. Alhamdulillah jadi ada tiga siswa," tutur Kepala SDN Sijono, Setiabudi.

Selengkapnya di halaman berikut.




(ams/rih)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork