Keramaian anak-anak bermain dan suara tawa yang terdengar semarak di sekolah saat jam istirahat menjadi hal yang dirindukan dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ini. Program layanan seragam gratis hingga antar jemput siswa tak mempan menggaet siswa baru di SDN Kranggan 01 di Kecamatan Tersono dan SDN Sijono di Kecamatan Warungasem.
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2023 di SDN Kranggan 01 sepi peminat. Hanya ada satu siswa yang mendaftar dan belakangan mengundurkan diri karena tak ada temannya.
"Ada yang mendaftar satu tahun ini. Sudah kami berikan seragam, tapi tidak jadi, karena tidak ada temannya mengundurkan diri. Seragam dikembalikan, tidak jadi daftar sekolah," kata guru SDN Kranggan 01, Siti Mutaharoh saat ditemui di kantornya, Kamis (20/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti mengenang masa awal mengajar di sekolah tersebut pada 2003 atau 20 tahun lalu. Kala itu, ada sekitar 80 siswa yang bersekolah di SD-nya.
"Melihat ruangan kosong rasanya sedih. Saya kan guru paling lama bertugas di sini. Saya bertugas sejak tahun 2003. Dulu satu sekolah ada 80-an murid, dulu ramai senang melihat anak-anak bermain, melihat saat ini sedih," kata dia.
Dia pun menceritakan perjuangan guru untuk menggaet murid baru. Mulai dari menyediakan layanan antar jemput gratis hingga seragam gratis. Tak hanya itu, para guru pun patungan untuk membelikan perlengkapan sekolah.
"Sejak enam tahun yang lalu (sepi). Ya, kita sudah berusaha untuk mencari murid, sudah saya janjikan jika ada murid yang datang ke sini saya berikan seragam, layanan antar jemput," tutur Siti sambil berkaca-kaca.
SDN Kranggan 01 ini terbilang cukup jauh dari permukiman warga. Di lingkungan permukiman dan desa setempat ada sekolah swasta yang jaraknya lebih dekat.
"Di sini satu desa ada lima sekolahan. Kami sudah berusaha koordinasi ke instansi terkait, termasuk ke desa, UPT (dinas pendidikan kecamatan), tokoh masyarakat, sudah semaksimal mungkin. Tapi tidak dapat murid," ucapnya.
Semakin tahun, jumlah murid di SDN Kranggan 01 semakin berkurang. Tahun ini jumlah murid satu sekolah hanya 19 anak. Itu pun hanya kelas II hingga kelas VI. Kelas I kosong.
"Ya kami sangat sedih. Apalagi kami juga melihat kondisi ekonomi di sini kebanyakan buruh, kami ingin membantu. Kami berusaha untuk membantu, semuanya gratis dari pakaian, ujian, semua, kita berikan fasilitas antar jemput anak-anak, kami dari pihak guru juga berusaha meskipun ada rezeki sedikit kami belikan untuk buku atau membelikan keperluan anak," terang Siti.
"Untuk SD kita sebetulnya berprestasi, dari olahraga seperti bulutangkis sampai kabupaten, MAPSI sampai provinsi, kami tidak kalah dengan lainnya," tambahnya.
Berbeda dengan SDN Kranggan 01, SDN Sijono masih lebih beruntung. Tahun ini mereka mendapatkan tiga murid baru.
"Ya, awalnya tidak ada yang mendaftar, kami sudah pasrah. Lalu ada satu, tadinya karena kami merasa kasihan jika tidak ada teman, kami sempat rapat untuk tidak membuka kelas, tapi pada besoknya hari-hari terakhir penutupan PPDB ada yang mendaftar lagi dua anak. Alhamdulillah jadi ada tiga siswa," tutur Kepala SDN Sijono, Setiabudi.
Selengkapnya di halaman berikut.
Setiabudi menyebut pihaknya juga menyediakan layanan antar jemput ke sekolah dan seragam gratis bagi murid. Namun, fasilitas ini juga tak mampu menggaet banyak siswa baru. Saat ini total jumlah siswa di SD Sijono hanya ada 30 murid, dari kelas I hingga kelas VI.
Di sisi lain, lokasi SDN Sijono juga terbilang jauh dari permukiman. Selain itu, lokasi sekolah berada di jalan raya yang ramai, yakni di perbatasan Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan. Jalan raya ini menghubungkan pintu exit tol Batang dan arah ke Pantura Batang.
"Ya, alasannya kan memang berada cukup jauh dari pemukiman warga. Letaknya cukup strategis di pinggir jalan, tapi justru itu menjadi kekhawatiran orang tua karena ramai. Meskipun guru-guru kami siap untuk mengantar pulang siswa-siswanya, namun sepi peminat," ujar Setiabudi.
Salah seorang wali murid, Dastri (40) mengaku memilih sekolah ini karena seragam gratis dan dekat dengan rumahnya. Warga Duwet Pekalongan Selatan ini bersyukur dengan fasilitas yang diberikan sekolah ini.
"Anak saya kelas satu, ya murid baru. Ya gratis sekolahnya diberi seragam. Saya kan tidak punya uang ke sekolah lainnya. Nganter pakai sepeda (sepeda ontel kayuh), nanti gantian sepedanya untuk bapaknya kerja," ujar Dastri.
![]() |
Disdik Batang Catat 254 SDN Kurang Murid
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang mencatat dari 452 SD Negeri sebanyak 254 di antaranya tidak bisa memenuhi rombongan belajar (rombel). Satu rombongan belajar ini memiliki kuota 30 anak per kelasnya.
"Kita tidak ada istilah kekurangan (minat-murid), mungkin istilahnya di bawah rombel. Rombel kita harusnya 30 anak. Tren sekolah tidak memenuhi rombel dimulai 2010 namun yang signifikan sejak 2016 hingga sekarang," jelas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikbud Batang, Bambang Suryantoro Sudibyo.
Bambang menyebut faktor ini karena ada penurunan jumlah anak usia sekolah di daerah tersebut. Selain itu meningkatnya program KB dan persaingan antarsekolah.
Bambang juga membenarkan adanya jumlah minat murid yang sedikit bahkan kosong, yakni SDN Kranggan 01 di Kecamatan Tersono dan SDN Sijono di Kecamatan Warungasem.