Jurus Ganjar Turunkan 0,21 Persen Jumlah Penduduk Miskin di Jateng

Jurus Ganjar Turunkan 0,21 Persen Jumlah Penduduk Miskin di Jateng

Sukma Nur Fitriana - detikJateng
Kamis, 20 Jul 2023 15:25 WIB
Ganjar Pranowo
Foto: dok. Pemprov Jateng
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah mengalami penurunan. Pada Maret 2023 tercatat ada 3,79 juta orang penduduk miskin di Jawa Tengah, angka ini menunjukkan adanya penurunan 66,73 ribu orang sejak September 2022.

Secara persentase, jumlah ini mengalami penurunan menjadi 10,77 persen atau turun 0,21 persen poin bila dibanding September 2022 yang mencapai 10,98 persen atau 3,86 juta persen.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan keberhasilan dalam menurunkan angka kemiskinan merupakan hasil dari upaya percepatan yang dilakukan dengan seluruh pihak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin dari BPS sudah menyampaikan data itu tapi kita jangan bersenang-senang dulu karena ini sampai akhir tahun belum selesai. Kami mencatat, dalam beberapa bulan terakhir kita menggenjot penurunan angka kemiskinan ekstrem, ada hasilnya," ujar Ganjar dalam keterangan tertulis, Kamis (20/7/2023).

ADVERTISEMENT

Adapun percepatan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah terus digenjot Ganjar setelah pandemi COVID-19 membuat perekonomian dunia melemah selama 2 tahun berturut-turut. Sejumlah program pun digencarkan Ganjar, seperti Kartu Jateng Sejahtera, Kartu Tani, Kartu Nelayan, SMKN Jateng, Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Jambanisasi, Listrik Gratis, Tuku Lemah Oleh Omah hingga sejumlah program penurunan stunting.

Ganjar mengatakan terkait anggaran yang digunakan untuk intervensi kemiskinan ekstrem, perencanaan alokasi anggaran dan belanja daerah menggunakan APBD Tahun Anggaran 2023 senilai Rp25,73 triliun dan untuk alokasi belanja daerah Jawa Tengah tahun 2023 Rp 26,30 triliun.

Dana tersebut difokuskan untuk mengurangi kemiskinan ekstrem dan dilakukan sejumlah upaya percepatan penurunan di kabupaten kota yang menjadi prioritas.

"Saya kira kawan-kawan di kabupaten kota lalu ada di desa, para perangkatnya dia bekerja betul begitu ya dan kemudian penurunan angka kemiskinan ekstremnya mulai terlihat dari surveinya BPS," terang Ganjar.

Ganjar melanjutkan percepatan penurunan kemiskinan juga akan terus dilanjutkan hingga akhir tahun 2023. Sebab, pengentasan kemiskinan di daerah sejalan dengan program pemerintah pusat.

Oleh sebab itu, Dia bersama Pemprov Jawa Tengah akan terus melakukan intervensi ke seluruh sektor dengan pola gotong royong atau keroyokan.

"Saya kira pola gotong royong dan keroyokan ini rasa-rasanya ada hasilnya. Tinggal sekarang lebih sistematis dengan target yang dicapai terus kita lakukan percepatan," ucap Ganjar.

Sebagai informasi, selama periode September 2022 sampai Maret 2023 tingkat inflasi Jawa Tengah juga cenderung rendah, berada pada 1,30 persen. Sedangkan pada Maret 2022-September 2022 inflasi menyentuh 3,60 persen.

Nilai Tukar Petani juga mengalami peningkatan pada Maret 2023 sebesar 107,52 dibandingkan September 2022 sebesar 105,97. Selain itu, produksi padi pada Triwulan I 2023 mencapai 3,28 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), naik sebesar 1,10 juta ton, dibanding produksi padi Triwulan III 2022 sebanyak 2,18 juta ton GKG.




(anl/ega)


Hide Ads