Tangani Kasus Antraks di Gunungkidul, Kementan Kirim Vaksin-Ambil Sampel

Tangani Kasus Antraks di Gunungkidul, Kementan Kirim Vaksin-Ambil Sampel

Aditya Mardiastuti - detikJateng
Kamis, 06 Jul 2023 19:06 WIB
Holding a test tube with blood in it. Handwritten label with Anthrax on it with the positive tick box crossed.
Tangani Kasus Antraks di Gunungkidul, Kementan Kirim Vaksin-Ambil Sampel (Foto Ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/Thomas Faull)
Solo -

Kasus antraks telah menewaskan satu warga Jati, Gunungkidul, DI Yogyakarta, dan puluhan warga lainnya suspek. Kementerian Pertanian (Kementan) pun turun tangan mendistribusikan vaksin dan obat-obatan antibiotik.

Upaya mitigasi yang telah dilakukan Kementan yakni dengan mengisolasi wilayah hingga menurunkan tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi. Selain itu, pihaknya juga telah mendistribusikan logistik obat-obatan antibiotik, vitamin, serta cairan disinfektan sebagai perangkat utama dinas setempat dalam penanganan kasus.

Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nuryani Zaenudin mengatakan pihaknya juga langsung melakukan investigasi kasus dengan pengambilan dan pemeriksaan sampel untuk diagnosis serta komunikasi dan advice strategis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Termasuk menghentikan lalu lintas keluar dan masuk di lokasi tertular. Sampai saat ini kasus pada ternak dan manusia terlokalisir di satu padukuhan yaitu Dukuh Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu," ujar Nuryani dalam keterangan yang diterima detikJateng, Kamis (6/7/2023).

Nuryani menyebut semua hewan yang rentan tertular antraks juga telah disuntik antibiotik. Pihaknya juga sudah melakukan dekontaminasi dengan disinfektan pada lokasi penyembelihan dan penguburan ternak. Menurutnya, ada 78 sapi dan 286 kambing yang telah divaksin.

ADVERTISEMENT

"Jadi sejak kami terima laporannya pada 15 Juni 2023, kami langsung melakukan sosialisasi dan komunikasi informasi edukasi bersama Dinas Gunungkidul," katanya.

Nuryani menuturkan vaksin operasional yang telah didistribusikan ke Gunungkidul mencapai 96.000 dosis. Pihaknya juga telah melakukan pengambilan sampel sebanyak 5.707 dan stok vaksin yang tersedia saat ini mencapai 110.000 dosis.

"Kami berharap kepedulian masyarakat terhadap antraks dapat terus meningkat dengan memperkuat surveilans pada area endemik dan terancam. Jadi jika ada kematian mendadak pada hewan masyarakat bisa melakukan pelaporan ke petugas terdekat untuk dilakukan penelusuran," katanya.

Bakteri Antraks Bisa Bertahan Puluhan Tahun

Sebagai informasi, antraks adalah penyakit zoonosis yang mampu bertahan hingga puluhan tahun. Oleh karenanya butuh penanganan tepat kepada hewan yang sudah terpapar.

"Sifat bakteri antraks itu sangat berbahaya. Karena itu hewan yang terpapar tidak boleh dibuka. Kalau dibuka bakterinya bisa jadi spora dan bertahan bertahun-tahun. Jadi direbus saja tidak aman karena spora bisa bertahan hingga bertahun-tahun," kata Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Syamsul Ma'arif.

Antraks Bisa Picu Kematian pada Manusia

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi menjelaskan dampak mengonsumsi daging ternak yang sakit antraks dapat menyebabkan kematian.

"Dampak ke manusia bila daging antraks tetap dimakan maka akan merusak paru paru lalu melepuh," ujar Imran.

Pihaknya pun mengimbau agar seluruh puskesmas di Gunungkidul waspada dengan spora antraks yang mudah menyebar.

"Saya mengimbau semua puskesmas di Gunungkidul untuk lebih waspada mengingat spora antraks bisa hinggap di mana-mana. Sejauh ini kita sudah melakukan penyidikan terpadu melalui satgas. Kemudian survei terhadap yang berisiko dan pengobatan kepada yang terpapar," jelasnya.



Hide Ads