Kronologi Lengkap Kasus Antraks Gunungkidul Berujung 1 Warga Meninggal

Kronologi Lengkap Kasus Antraks Gunungkidul Berujung 1 Warga Meninggal

Adji G Rinepta - detikJateng
Kamis, 06 Jul 2023 17:26 WIB
ilustrasi antraks
Kronologi Satu Korban Meninggal Positif Antraks di Gunungkidul. Foto: ilustrasi/thinkstock
Jogja -

Kasus antraks di Gunungkidul, DIY, menelan satu korban jiwa. Kasus itu terjadi di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu. Begini kronologinya.

April 2023

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto mengatakan ada 6 sapi dan 6 kambing yang terindikasi positif antraks. Hewan ternak tersebut diidentifikasi mati karena antraks sejak pertengahan April 2023.

Kemudian oleh warga, beberapa sapi diporak atau disembelih dan dikonsumsi bersama. Termasuk oleh satu warga yang akhirnya meninggal dunia tersebut, laki-laki berusia 73 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang mulai pertengahan April 2023, ini ada sapi betina (umur) 3 tahun itu diporak satu ekor. Terus ada kambing ini juga satu ekor (tidak diporak)," jelas Sugeng dalam jumpa pers di kantornya, Kamis (6/7/2023).

Mei 2023

"Lalu 18 Mei itu sapi satu mati, 20 Mei kambing ini juga satu ekor, terus 22 Mei sapi satu ekor, 26 Mei sapi satu ekor, 27 (Mei) juga sapi, terus 30 Mei kambing satu, 2 Juni satu kambing, 4 Juni kambing, terus 27 Juni sapi satu," lanjutnya.

ADVERTISEMENT
Kepala DPKP DIY Sugeng Purwanto (kiri) dan Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie (kanan) saat jumpa pers kasus antraks Gunungkidul di kantor DPKP DIY, Kamis (6/7/2023).Kepala DPKP DIY Sugeng Purwanto (kiri) dan Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie (kanan) saat jumpa pers kasus antraks Gunungkidul di kantor DPKP DIY, Kamis (6/7/2023). Foto: Adji G Rinepta/detikJateng

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) DIY Pembajun Setyaningastutie menjelaskan pada tanggal 22 Mei 2023 satu korban meninggal tersebut ikut menyembelih dan mengonsumsi sapi yang sudah mati milik salah satu warga.

"Tanggal 29 (Mei) setelah mengonsumsi timbul gejala panas, pusing, dan batuk. Hari berikutnya timbul kayak mlenting itulah (bintik-bintik) sama pembengkakan pada kelenjar," jelas Pembajun dalam jumpa pers.

Juni 2023

Tak kunjung membaik, akhirnya pada tanggal 1 Juni, pasien dibawa ke Rumah Sakit Panti Rahayu, Gunungkidul, untuk opname. Setelahnya ia mengalami penyumbatan usus.

"Tanggal 3 Juni didiagnosa ileus karena bakteri, nah perutnya bengkak, kemudian ada pembengkakan juga di lipat kelenjar," ujarnya.

Kondisinya semakin memburuk, pada hari itu juga pasien dirujuk ke RSUP Dr Sardjito, Sleman, DIY. Sehari setelahnya, korban dinyatakan meninggal.

"Sampai di Sardjito, mungkin karena sudah cukup parah ada gejala kaku leher bagian belakang. Nah tanggal 4 Juni akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia dengan diagnosa suspek antraks waktu itu," imbuhnya.




(rih/ahr)


Hide Ads