Antisipasi Antraks, Puskeswan Bantul Perketat Lalu Lintas Ternak di Perbatasan

Antisipasi Antraks, Puskeswan Bantul Perketat Lalu Lintas Ternak di Perbatasan

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Kamis, 06 Jul 2023 15:38 WIB
Ilustrasi sapi di kandang kelompok peternak sapi Kapanewon Srandakan, Bantul.
Ilustrasi. Sapi di kandang wilayah Bantul. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Bantul -

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul memperketat pengawasan lalu lintas ternak di perbatasan. Hal itu untuk mengantisipasi penyebaran kasus antraks yang kini muncul di Gunungkidul, mengingat Bantul juga dikenal sentra kuliner daging dan jagal ternak.

"Saat ini kami menekankan pengawasan lalu lintas ternak khususnya yang masuk Bantul di perbatasan, seperti seperti di Dlingo, Imogiri, Pleret, dan Piyungan," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo kepada detikJateng, Kamis (6/7/2023).

Pihak melakukan antisipasi karena Bantul berbatasan langsung dengan Gunungkidul. Joko mengaku mengerahkan puskeswan di kapanewon yang berbatasan langsung dengan Gunungkidul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas puskeswan akan turun dan mengawasi lalu lintas ternak. Jika ada peternak atau pedagang membawa ternak masuk wilayah Bantul, akan diperiksa terkait surat kesehatan ternak dan asalnya.

"Kami kan tidak punya pos pemeriksaan lalu lintas ternak-ternak, jadi ya hanya kami melakukan pengawasan di perbatasan. Nanti yang mengawasi dari puskeswan," jelasnya. Jika berasal dari daerah risiko antraks, maka dilarang masuk wilayah Bantul.

ADVERTISEMENT

Sejauh ini belum ada laporan terkait ternak yang mati mendadak di Bantul. Jika ada ternak yang sakit atau mati mendadak, lanjutnya, masyarakat diminta untuk segera melaporkannya ke puskeswan terdekat. Joko pun menyinggung soal Bantul yang dikenal pusat kuliner daging serta sentra jagal hewan ternak.

"Sampai saat ini belum ada laporan ternak mati mendadak di Bantul dan kalau bisa jangan. Karena di sini sentra kuliner kambing, sentra jagal dan belantik juga, kasihan nanti perekonomian masyarakat jadi terganggu," ujarnya.

Selain itu, Joko mengaku telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat Bantul agar tidak menyembelih ternak yang mati mendadak. Hal itu untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

"Dan di kandang teman-teman peternak sudah diminta untuk menjaga kebersihan, dan kalau ada ternak mati jangan dipurak (disembelih dan dikonsumsi) bersama," imbuhnya.




(rih/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads