Boyolali Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Boyolali Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Jarmaji - detikJateng
Senin, 03 Jul 2023 17:08 WIB
Warga Botyolali bagian utara mengalami krisis air bersih. Mereka menggali sumur di sungai-sungai yang mengering, (19/9).
Potret warga Boyolali bagian utara mengalami krisis air bersih. Foto diambil 2018 lalu. (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Bupati Boyolali mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tentang penetapan status siaga keadaan darurat bencana kekeringan dan kekurangan air bersih. Ada enam kecamatan yang ditetapkan sebagai daerah rawan kekeringan dan krisis air bersih di musim kemarau tahun 2023 ini.

"Sudah ada (SK Bupati tentang penetapan status siaga keadaan darurat bencana kekeringan dan kekurangan air bersih tahun 2023)," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanngulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suparman kepada detikJateng, Senin (3/7/2023).

SK bernomor 100.3.3.2/450 tahun 2023 itu ditandatangani Bupati Boyolali, Mohammad Said Hidayat pada 27 Juni 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam SK itu disebutkan, berdasarkan prakiraan musim kemarau tahun 2023 dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau di Boyolali akan terjadi pada Juli 2023.

Kondisi itu menuntut adanya upaya antisipasi bencana kekeringan. Sehingga Bupati Boyolali memutuskan status siaga keadaan darurat bencana kekeringan dan kekurangan air bersih.

ADVERTISEMENT

Ada enam kecamatan yang ditetapkan dalam status siaga keadaan darurat kekeringan dalam SK tersebut. Yaitu, Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Wonsamodro, Kemusu, Musuk, dan Tamansari.

Status siaga keadaan darurat bencana kekeringan dan kekurangan air bersih ini berlaku selama tiga bulan mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2023. Penetapan status ini dalam rangka penanganan kekeringan dan kekurangan air bersih di enam kecamatan tersebut.

Meski sudah ada SK penetapan status siaga keadaan darurat bencana kekeringan dan kekurangan air bersih, hingga saat ini belum ada permintaan droping air bersih dari warga.

"Untuk permohonan droping air belum ada. Namun, Kasi sudah siapkan, jadi sewaktu-waktu (masyarakat) butuh (bantuan air), langsung kami kirimkan," imbuh dia.

Dalam pekan ini, pihaknya juga akan mengundang dinas terkait dan camat terdampak terkait dengan SK tersebut. Dikemukakan dia, masyarakat bisa mengajukan bantuan air bersih ke BPBD Boyolali.

"Masyarakat mengajukan permohonan lewat Pak RT dan mengetahui Pemerintah Desa atau Camat. Kemudian dikirimkan ke BPBD Boyolali," jelasnya.

Sementara itu warga sejumlah desa di Kecamatan Musuk dalam beberapa pekan terakhir sudah mulai membeli air bersih dari truk tangki swasta. Hal itu karena tandon-tandon air yang dimilikinya sudah mulai habis. Harga air pun bervariasi tergantung jauh dekat jaraknya.

"Di sini harga air sekarang Rp 140 ribu per tangki. Naik, tahun lalu Rp 130 ribu per tangki (kapasitas 8.000 liter)," kata Yanto, warga Mlambong, Sruni, Musuk.




(aku/dil)


Hide Ads