Awal Mula Terbongkarnya Pencabulan Kepsek-Guru di Madrasah Wonogiri

Awal Mula Terbongkarnya Pencabulan Kepsek-Guru di Madrasah Wonogiri

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Selasa, 30 Mei 2023 19:24 WIB
Poster anti pelecehan seksual pemerkosaan
dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi pencabulan di madrasah Wonogiri (Foto: dikhy sasra)
Wonogiri -

Kepala sekolah dan guru agama di salah satu madrasah di Kecamatan Baturetno Wonogiri diduga mencabuli 12 muridnya. Ternyata sempat ada laporan dugaan pencabulan di madrasah itu yang dilaporkan ke Kepsek namun tidak dihiraukan.

Dua pelaku yang telah dilaporkan ke Polres Wonogiri yakni Kepala Sekolah berinisial M dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) berinisial Y.

"Para guru di madrasah itu baru tahu ada dugaan pencabulan yang melibatkan Kepsek dan Guru pada Jumat (26/5) lalu," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri Anif Solikhin saat dimintai konfirmasi, Selasa (30/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anif dan sejumlah guru di madrasah itu mengaku terkejut dengan peristiwa pencabulan itu. Sebab, ada dugaan perbuatan itu telah berlangsung selama satu tahun.

Anif mengungkap sebelum kasus pencabulan itu terungkap, sempat ada kabar dari para siswa yang saling ejek 'disentuh' oknum guru atau kepsek tersebut. Siswa yang diejek pun menjawab jika banyak siswa lainnya yang mendapat perlakuan serupa.

ADVERTISEMENT

"Itu sempat dilaporkan ke Kepsek. Tapi tidak ada tindak lanjut. Ternyata (setelah terbongkar) ini yang diduga sebagai pelakunya," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Anif, orang tua siswa ada yang mendengar kabar tersebut. Akhirnya ada anak yang menceritakan pencabulan itu kepada orang tuanya. Kemudian dilaporkan kepada Kepala Desa (Kades) setempat.

Setelahnya, Kades itu melapor ke Camat dan diteruskan ke Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri. Saat ditelusuri, ternyata ada 12 siswi madrasah tersebut yang diduga menjadi korban pencabulan.

"Kami juga melakukan tindak lanjut. Kalau Kepsek dan Guru masih di situ pasti tidak nyaman, tidak kondusif, karena Senin (29/5) tes. Akhirnya Guru Kemenag kami tarik dan Kasek kita koordinasi dengan yayasan, sepakat dinonaktifkan," ujar dia.

Ia mengatakan usai tes akhir semester lancar, pihaknya merembuk Plt Kepsek bersama masyarakat. Akhirnya terpilih salah satu guru dan kepala madrasah yang berstatus tokoh masyarakat setempat dan dipercayai masyarakat, sehingga ujian akhir semester bisa berjalan lancar.

"Orang tua yang sempat emosi akhirnya bisa lebih santai karena Plt kepsek adalah tokoh yang diterima masyarakat. Hak pendidikan anak masih berjalan. Saat ini Kemenag bersama Dinas PPKB P3A Wonogiri dan pihak-pihak terkait masih melakukan pendampingan," paparnya.

Anif menuturkan sudah ada tiga keluarga korban yang mengadukan kedua pelaku ke Polres Wonogiri. Sejumlah korban sudah menjalani visum. Diketahui, ada satu korban yang masih ada bekas memar di alat vitalnya.

"Yang lain mungkin pernah tapi sudah tidak ada bekasnya. Yang masih memar itu infonya berkali-kali (dicabuli). Beberapa waktu sebelum divisum masih dilakukan, jadi masih ada bekasnya," terangnya.

Selengkapnya sosok pelaku pencabulan di mata koleganya.

Berdasarkan pengakuan guru di madrasah itu, kata Anif, tidak ada yang mencurigai jika kedua pelaku tega melakukan perbuatan itu. Kedua pelaku bersikap biasa saja saat berinteraksi dengan masyarakat.

"Gelagatnya biasa. Tidak ada gelagat misal suka mencolek tidak ada. Makanya guru juga kaget," kata Anif.

Anif juga mendapatkan informasi soal modus yang dilakukan kedua pelaku. Saat siswa menanyakan sesuatu, pelaku mengajari kemudian melakukan pencabulan tersebut.

"Informasinya seperti itu modusnya," kata Anif.

Halaman 2 dari 2
(ams/ahr)


Hide Ads