Contoh Khotbah Hari Pentakosta tentang Keberanian Percaya Kepada Tuhan

Contoh Khotbah Hari Pentakosta tentang Keberanian Percaya Kepada Tuhan

Santo - detikJateng
Sabtu, 27 Mei 2023 18:14 WIB
Depok menyimpan banyak peninggalan Belanda, salah satunya adalah GPIB Immanuel yang berada di Jalan Kamboja, Depok. Gereja ini juga yang tertua di Depok.
Contoh Khotbah Hari Pentakosta tentang Keberanian Percaya Kepada Tuhan (GPIB Immanuel gereja yang tertua di Depok. Foto: Agung Pambudhy)
Solo -

Umat Kristiani akan merayakan kedatangan Roh Kudus di Hari Pentakosta. Berikut contoh khotbah di Hari Pentakosta tentang keberanian untuk percaya kepada Tuhan.

Mengutip laman The National Shrine of St. Jude, Pentakosta merupakan hari raya Kristen untuk merayakan turunnya Roh Kudus kepada para murid Yesus Kristus setelah Kenaikan-Nya.

Pentakosta datang sepuluh hari setelah Hari Kenaikan Yesus Kristus ke surga. Hari Pentakosta merupakan pemenuhan janji Yesus untuk mengutus "Penasihat" dan "Roh Kudus" seperti yang diceritakan dalam Yohanes 16:5-15.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umat Kristiani merayakan Hari Pentakosta dengan beribadah di gereja. Ibadah tersebut biasanya diisi dengan khotbah Hari Pentakosta yang temanya disesuaikan dengan hari perayaan tersebut. Berikut contoh khotbah Hari Pentakosta dikutip dari laman Greja Kristen Jawi Wetan.

Contoh Khotbah Hari Pentakosta

Pendahuluan

Hal yang paling dihindari oleh kebanyakan orang adalah menjadi saksi suatu peristiwa. Kecelakaan, penemuan bayi yang dibuang atau apapun yang berkaitan dengan aparat keamanan. Yang pernah mengalami tentu tahu betapa tidak mudahnya harus menjawab sejumlah pertanyaan, sampai ada seorang warga Jemaat harus pulang jam 12 malam ketika menjadi saksi penemuan seorang bayi di wilayah Malang sesaat penulis menjadi vikar dulu.

ADVERTISEMENT

Bahkan beliau merekomendasikan untuk tidak usah menjadi saksi semacam itu, karena merepotkan dan harus menyiapkan jawaban yang cukup banyak meskipun sebenarnya bukan kesalahan yang dilakukannya. Tak hanya perlu keberanian, namun juga pengorbanan waktu, pikiran dan tenaga harus dicurahkan ketika menjadi saksi.

Isi

Para murid Tuhan Yesus nyatanya tak seberani yang dipikirkan orang. Mereka sama seperti kita, merasakan takut, kecewa, mungkin juga marah dan menutup pengharapan rapat-rapat sebagaimana pintu rumah yang dikunci dari dalam. (Yoh. 20:19). Mereka bersembunyi dari kerumunan orang Yahudi dan sangat masuk akal karena mereka yang selalu bersama-sama dengan Tuhan Yesus.

Setelah Tuhan Yesus tidak bersama mereka, disalib, mereka merasa sebagai pengikut Tuhan Yesus harus pula menanggung akibat hukuman Guru mereka. Jangankan untuk bersaksi, memperlihatkan diri saja sudah tidak berani. Injil Yohanes menyebut para murid itu takut dengan orang Yahudi dalam hal ini para pemimpin Yahudi.

Kalau melihat ayat sebelumnya di Yohanes 20:8, saat para murid diberitahu para perempuan pertama yang melihat kebangkitan Tuhan Yesus tentu terasa aneh. Karena begitu melihat kubur kosong dan kain terlipat, mereka percaya Tuhan Yesus sudah bangkit. Mengapa sesaat kemudian mengunci diri bersama, para murid Tuhan Yesus lainnya menjadi ragu-ragu bercampur takut dan kehilangan kepercayaan bahkan harapan?

Para murid masih manusia biasa seperti kita, mereka perlu penguatan, dan Tuhan Yesus merasa perlu untuk menguatkan mereka ini. Kehadiran-Nya yang menembus pintu saja sudah membuat takut, namun ketika para murid mengenali dengan salam khas: "Damai Sejahtera bagimu," segera saja tumbuh kekuatan bahkan kesukacitaan.

Ditambah lagi kesempatan untuk melihat langsung bekas luka di tangan dan lambung-Nya (Yoh. 20:20). Masih ada lagi yang dilakukan Tuhan Yesus, yakni menghembusi mereka dengan Roh Kudus melaluiNya (Yoh. 20:20). Jadi ada tiga hal yang dilakukan Tuhan Yesus untuk menguatkan para muridNya yaitu:

Kehadiran-Nya yang mengalahkan dimensi ruang dengan menembus pintu,

Menunjukkan bekas luka di tangan dan lambungNya,

Memberikan Roh Kudus kepada mereka.

Kuasa Roh Kudus itu menjadi sempurna ketika pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta yang dirayakan orang Yahudi saat itu. Perayaan yang dahulunya menghayati pembebasan dari Mesir serta datangnya 10 Perintah Tuhan melalui Musa kini dihayati para pengikut Tuhan Yesus sebagai hari penguatan dan keberanian para murid untuk bersaksi atas semua kebenaran.

Kebenaran bahwa Yesus yang disalib itu kini bangkit, memberikan pengharapan, sukacita, juga keselamatan berupa pengampunan yang harus didengar oleh banyak orang menjadi panggilan mereka. Pencurahan Roh Kudus digambarkan sebagai lidah api yang menyentuh para murid dan kemampuan berbahasa bermacam-macam (Kis. 2:3-4) menunjukkan adanya energi perubahan. Dari yang takut menjadi berani, dari yang diam menjadi berbicara, dari yang tak bersaksi menjadi memberikan pengajaran bahwa semuanya ini terjadi karena satu sosok, yakni Tuhan Yesus yang bangkit itu.

Pentakosta membawa banyak sekali perubahan dalam sejarah Kekristenan. Melalui Pentakosta Injil tersebar ke seluruh bumi. Gereja pun tersebar dan dikenal oleh manusia lain yang belum pernah melihat Tuhan Yesus secara langsung. Termasuk kita yang ada di Indonesia tentunya.

Begitu banyaknya karya Roh Kudus di dunia ini, maka patut dipahami bahwa semua yang terjadi dan talenta yang diberikan Roh Kudus boleh bermacam-macam, namun semua mengarah kepada Kristus sendiri. Semua kuasa Ilahi yang disertakan untuk kita, bahkan mukjizat yang sampai kini ada bukan untuk kemuliaan manusia, namun membuat kita semakin taat dan teguh dalam iman kepada Tuhan Yesus sang Mesias sejati.

Roh Kudus adalah representasi Tuhan Yesus sendiri sebagaimana telah diberikan kepada para murid sebelum Pentakosta berlangsung (Yoh. 20:22). Kuasa Roh Kudus itu mengurapi para murid dengan kemampuan dan karunia yang berbeda, namun tujuannya untuk kepentingan bersama sebagaimana dikehendaki Tuhan Yesus (1 Korintus 12:11).

Kehadiran Roh Kudus itu adalah untuk memberanikan umat milikNya, memiliki pengharapan jauh di atas ketakutan, kekhawatiran serta kelemahan kita. Lebih dari itu, kuasa Roh Kudus adalah untuk mengampuni dosa. Dan itulah warta sukacita yang sebenar-benarnya atau kita kenal sebagai Injil untuk dunia.

Penutup

Bersyukur kita boleh merayakan dan mengenang Pentakosta ini, setiap orang yang merayakannya beroleh semangat keberanian, keteguhan, kesetiaan dan perubahan untuk hidup dengan motivasi satu, yakni hidup menujukan diri kepada Tuhan Yesus. Kesatuan pandang dan motivasi pelayanan menjadi berarti saat kita semua melayani dan dikuatkan karena Tuhan Yesus.

Itulah yang menyatukan kita kini, bahkan mempertemukan kita semua sebagai gereja Tuhan tak hanya di lingkup lokal-regional, bahkan di lingkup global. Selamat merayakan Pentakosta. Selamat berbagi keberanian hidup dan selamat menjadi sang Pewarta Keselamatan sampai ke ujung bumi. Tuhan Yesus membersamai kita. Amin.

Pujian: Kidung Jemaat 320, "Syukur Kami Pada-Mu"

Itulah contoh khotbah Hari Pentakosta tentang keberanian percaya kepada Tuhan yang dapat dijadikan sebagai referensi. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads