Niat Nashrullah Ong (57) dan istrinya Erma Hanura Sari (57) warga Perumahan Griya Satria Indah 2, Kalisari, Sumampir, Purwokerto pergi haji ke tanah suci menggunakan sepeda jadi sorotan publik. Lantas, bagaimana sebenarnya adab pergi haji?
Kisah romantis Nashrullah ini bermula saat istrinya ingin sekali naik haji untuk pertama kalinya. Keinginan tersebut diutarakan ke Nashrullah pada tahun lalu. Namun, karena antrean daftar haji di Indonesia yang cukup lama, akhirnya ia mengajak istrinya mengayuh sepeda.
Ajakan ini disambut positif istrinya. Sejak tahun lalu mereka giat berlatih sepeda dengan jarak tempuh yang setiap harinya bertambah. Dari berkeliling sekitaran Purwokerto sampai akhirnya gowes ke Jogja berdua dalam waktu tiga hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari NU Online dan buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah oleh Kementerian Agama RI (2020), berikut ini adab berangkat haji.
Adab Berangkat Haji
1. Meluruskan niat berhaji semata karena Allah SWT, sebelum berangkat berhaji maka kita diwajibkan untuk mengecek kembali niat kita dan harus memastikan bahwa niat berangkat berhaji semata untuk menjalankan perintah Allah dan memperoleh ridhonya. Apabila dalam pelaksanaannya masih ada niat-niat yang menyimpang seperti keinginan untuk dipuji dan menimbulkan kesombongan maka niat tersebut harus diperbaiki.
2. Senantiasa berdzikir dan mengingat Allah, berhaji merupakan ibadah yang mulia karena tidak semua umat Islam diberikan kesempatan untuk menjalankannya. Oleh sebab itu sebelum berangkat dan selama perjalanan maka diusahakan untuk senantiasa memuji dan mengagungkan nama Allah SWT supaya hati dan pikiran kita tetap berfokus terhadap cita-cita serta niat suci berhaji.
3. Menggunakan uang halal, umat Islam dilarang menggunakan uang yang tidak baik ketika menunaikan ibadah haji karena dengan demikian tidak akan memperoleh keberkahan dan ridho Allah selama menjalankan ibadah. Oleh sebab itu, sebelum berangkat harus dipastikan bahwa uang yang digunakan untuk berhaji bersumber dari usaha yang baik dan halal.
4. Bertaubat dan memohon ampun kepada Allah, sebelum berangkat ibadah haji umat Islam dianjurkan untuk melakukan taubat dan memohon kepada Allah supaya segala bentuk kesalahan dan kekhilafannya diampuni serta berjanji tidak akan mengulanginya kembali.
5. Melunasi utang, sebagai umat Islam memiliki kewajiban untuk membayar utang apabila memilikinya. Termasuk sebelum berangkat berhaji umat Islam dianjurkan untuk menyelesaikan perkara ini karena pintu surga akan tertutup bagi mereka yang memiliki dan belum membayar utang.
6. Menuntaskan segala bentuk janji, apabila masih memiliki janji yang belum ditunaikan umat Islam harus berupaya untuk menyelesaikannya sebelum berangkat untuk menunaikan ibadah haji.
7. Terlepas dari kewajiban hak milik, ketika berhaji umat Islam harus menyelesaikan perkara yang berkaitan dengan kewajiban hak milik dan kalau masih memilikinya maka dapat menitipkan atau menyerahkannya, sehingga akan membuat ibadah haji menjadi lebih khusyu.
8. Mempersiapkan bekal, mengingat ibadah haji tidak dilakukan dalam waktu yang singkat, maka harus mempersiapkan bekal yang cukup baik yang beribadah maupun untuk keluarga yang ditinggalkan. Meskipun demikian, umat Islam tidak diperbolehkan untuk membawa bekal secara berlebihan karena yang demikian tidak disenangi oleh Allah.
9. Menghindari perilaku foya-foya, ketika berangkat haji atau menjalankan ibadah haji tidak diperkenankan untuk berperilaku yang tidak bermanfaat seperti berfoya-foya dengan makan-makanan enak maupun pakaian yang bermewahan, justru harus mampu berpenampilan sederhana.
10. Perbanyak berbagi, ibadah haji menjadi rukun terakhir dalam agama Islam dan hanya ditunaikan bagi mereka yang mampu dan berikan kesempatan oleh Allah SWT. Untuk itu sebelum berangkat berhaji alangkah baiknya untuk berbagi kebahagiaan tersebut terhadap sesama dengan bersedekah kepada mereka yang kurang mampu.
11. Tidak boleh ragu dalam berbagi, dalam menunaikan suatu ibadah umat Islam tidak diperkenankan untuk ragu dalam mengerjakannya termasuk dalam berhaji. Meskipun memerlukan biaya yang tidak sedikit, umat Islam harus ikhlas dan yakin Allah akan memberikan balasan yang lebih. Bahkan Allah sudah menyebutkan bahwa segala bentuk bekal yang digunakan selama perjalanan beribadah maka Allah akan membalasnya setara 700 kali lipat.
12. Meninggalkan perkataan yang tidak bermanfaat, salah satu adab berangkat haji adalah meninggalkan ar-rafats, al-fusuq, dan al-jadal yakni segala bentuk perkataan sia-sia, keji, dan kotor. Termasuk dalam bersenda gurau atau membicarakan hubungan suami istri.
13. Berpenampilan sederhana dan tidak banyak menggunakan perhiasan, sudah barang tentu ketika berhaji hal-hal yang bersifat duniawi dan kemewahan harus ditinggalkan karena apabila tetap mengenakan sesuatu yang bersifat mewah akan memperlihatkan jabatan dan kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan.
14. Pamit dan meminta maaf dengan masyarakat sekitar, sebelum berangkat berhaji terdapat salah satu adab yang harus ditunaikan yakni berpamitan dan meminta maaf terhadap sanak saudara maupun masyarakat sekitar. Karena dengan demikian akan memperoleh restu dan doa dari mereka, sehingga harapannya ibadah haji yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar.
15. Meminta doa kepada orang tua, calon jemaah haji sebelum menunaikan ibadah haji harus memohon doa dan ridho dari kedua orang tuanya supaya diberikan keselamatan hingga kembali ke tempat asal.
Pada penjelasan adab di atas, tidak ada yang secara pasti menyinggung mengenai transportasi pergi berhaji, sehingga niat pasutri pergi haji menggunakan sepeda tersebut tidak mengapa. Wallahualam.
Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(ahr/apl)