Sayangnya, usulan Gibran itu belum disetujui oleh pemerintah pusat untuk melepas masker sepenuhnya. Diketahui, untuk aturan penggunaan masker di Kota Solo masih diatur untuk lingkungan sekolah.
"(WHO cabut status darurat) Apik (bagus). Kemarin saya sudah mengusulkan tapi dari pusat belum membolehkan," kata Gibran di Balai Kota Solo, Senin (8/5/2023).
Usulan Gibran mencopot masker ini mendapatkan pro dan kontra dari masyarakat Kota Solo. Masih ada yang mengatakan bahwa penggunaan masker diperlukan karena tidak mengetahui apakah pandemi COVID-19 benar-benar sudah berakhir.
Ketidaksetujuan itu diungkapkan oleh warga Mangkubumen, Banjarsari, Muhammad Ta'aruf Huda (26). Dirinya berpendapat bahwa tidak tahu apakah pandemi sudah benar-benar berakhir.
"Kalau saya pribadi tidak setuju, karena kita tidak benar-benar tahu pandemi sudah selesai atau belum," kata Huda saat berbincang dengan detikJateng, Selasa (9/5/2023).
Apalagi, kata Huda, dalam kenyataan WHO hanya mencabut status daruratnya.
"Ditambah dalam pernyataannya WHO hanya mencabut situasi daruratnya dan tetap mengimbau untuk tetap waspada serta tidak menyebutkan akhir dari sebuah pandemi," ucapnya.
Dirinya berpendapat bahwa situasi new normal dengan beberapa aturan lebih baik diterapkan pada situasi saat ini.
"Menyebut situasi new normal dengan beberapa aturan terkait penggunaan masker mungkin lebih sesuai saat ini," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Zalsabilla Fiqh yang memilih kebijakan penggunaan masker. Pasalnya, dirinya melihat penyakit tidak hanya COVID-19.
"Saya pribadi lebih setuju untuk tidak mencabut kebijakan wajib menggunakan masker, karena melihat penyakit tidak hanya COVID-19 saja, tapi juga yang lain," ucapnya.
Meski begitu, sebagai remaja dirinya memandang dari dua sisi kelebihan dan kekurangan. Dari sisi kelebihan bisa memproteksi diri dari penyakit.
"Kekurangan dari kebijakan menggunakan masker ini cuma kita ngerasa nggak bisa bebas kalau misal berkegiatan harus tetap berkegiatan pasti juga ngap, sumuk," tuturnya.
Hal lain diungkapkan oleh Noor Choir warga Nusukan yang lebih memilih untuk melepas masker. Pasalnya, dirinya sudah vaksin COVID-19 tiga kali dan menurutnya itu sudah cukup.
"Setuju untuk melepaskan masker, kan kita juga sudah vaksin 3 kali, PPKM juga sudah dicabut ya sudah dilepas saja," ucapnya.
Dirinya yang bekerja di salah toko di daerah Nusukan mengaku pengap bila terus-terusan memakai masker.
"Kalau kerja suka ngap karena ruangannya tertutup, masih lari-lari juga," pungkasnya.
(rih/apl)