Sosok dokter Wayan yang viral karena tinggal di rumah terbengkalai dan penuh sampah masih melayani pasien yang datang ke rumahnya. Seperti apa kesaksian pasiennya?
Dilansir detikJabar, Jumat (5/5/2023), salah seorang warga Warsih (58) mengaku baru malam Lebaran lalu berobat ke dokter Wayan. Dia mengaku memilih ke dokter Wayan karena dekat dan biayanya terjangkau.
"Sehari sebelum lebaran, saya sempat mengeluh sakit. Akhirnya datanglah ke dokter Wayan pas malam takbiran itu, beliau ada dan masih melayani saya," ucap Warsih, saat ditemui di kediaman dokter Wayan, Kampung Pasirwaru, Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Rabu (3/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warsih pun mengaku setia berobat ke dokter Wayan karena dirasa cocok. Selain itu harga dan jaraknya juga relatif terjangkau untuknya.
"Sering ke sini, banyak warga juga milih dokter Wayan, karena rata-rata berobat ke sini cocok. Cepat sembuh gitu, jaraknya dekat terjangkau, biaya juga ringan," ucap Warsih.
Warsih pun mengaku tak pernah dipatok biaya oleh dokter Wayan selama berobat. Menurutnya, dokter Wayan juga tak pernah menjawab ketika ditanya harga obat usai melayani pasien.
"Kalau ke sini, orang pas-pasan kaya saya emang senang, bisa dibantu sembuh. Kalau nanyain biaya nggak pernah jawab, saya itu ngasih seadanya saya. Kadang lagi ada Rp 50 ribu ya Rp 50 ribu, dokter Wayan nerima aja berapa dikasihnya, tapi tetap dilayani dengan baik dan porsi obat juga sesuai," kata dia.
Soal kondisi rumah dokter Wayan yang penuh sampah, Warsih pun mengaku kaget. Sebab, selama ini Warsih hanya mengetahui bagian praktik dokter Wayan.
"Saya kaget juga sih, kondisinya kotor, yang pasti berobat itu kan hanya di ruang praktik aja, normal aja hanya sedikit berantakan berkas dan toples obat," imbuhnya.
Meski begitu, Warsih mengaku maklum dengan kondisi rumah dokter Wayan yang bagian luarnya ditumbuhi tanaman rimbun.
"Kalau luarnya emang begitu dari dulu, pohonnya juga udah tumbuh gede tinggi, namanya puluhan tahun gak dibersihin. Saya juga dengar kalau itu mau dibersihkan warga tapi pak dokter selalu menolak, karena gak enak," ujar Warsih.
Terpisah, aparat desa setempat, Samsudin menuturkan pengalaman sang dokter, dulunya, dokter Wayan merupakan dokter yang aktif melayani pasien dan mempunyai jadwal di beberapa rumah sakit.
"Saya tahunya dulu yah, sekitar 10 tahun lalu beliau masih praktik, punya jadwal di 2 rumah sakit swasta di Karawang, dan juga RSUD Bayu Asih Purwakarta," ungkap Samsudin, usai membersihkan sampah di rumah dokter Wayan.
Selengkapnya di halaman berikut.
Dokter Wayan merupakan dokter umum yang dikenal memiliki jadwal yang cukup padat. Namun, setelah perceraiannya dengan istri pertama dan keduanya dokter Wayan lebih memilih berdiam diri di rumah.
Oleh karena banyak masyarakat yang mengetahui bahwa rumah tersebut ditinggali seorang dokter, sejak saat itu warga mulai berdatangan mengeluhkan rasa sakit dan diminta diperiksa kesehatannya.
"Sejak menetap di rumah itu, awalnya ada beberapa warga, satu-dua orang datang minta diperiksa karena tahu dia dokter. Sejak waktu itu lah jadi banyak warga yang datang ke sini untuk berobat," kata Samsudin.
Semula, kata Samsudin, dokter Wayan hanya berniat menolong karena alat-alat medis bekas praktiknya di rumah sakit masih tersedia di rumahnya.
"Awalnya saya rasa memang nggak niat praktek, hanya menolong saja. Kebetulan dia ada alat, punya obat, tapi lama kelamaan, malah banyak warga dan makin banyak yang berobat ditambah rata-rata pada cocok, jadinya nerus sampe sekarang," ungkapnya.
Samsudin menyebut sosok dokter Wayan agak pendiam dan cenderung menyendiri. Menurutnya, dokter Wayan juga jarang keluar rumah.
"Itu dia, urusan sosoknya seperti apa saya kurang tahu jelas, karena memang tipikal orang yang suka menyendiri, jadi saya nggak tahu begitu dalam soal kesehariannya bagaimana. Jarang keluar juga, paling dia keluar nyari obat belanja gitu buat kebutuhan pengobatan," pungkasnya.