Survei SMRC: Elektabilitas PDIP Naik Usai Umumkan Ganjar Capres

Nasional

Survei SMRC: Elektabilitas PDIP Naik Usai Umumkan Ganjar Capres

Tim detikNews - detikJateng
Rabu, 03 Mei 2023 11:52 WIB
Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri didampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) PDIP. Usai pengumuman itu, Megawati bersama Jokowi hingga Ganjar berpose salam metal, Jumat (21/4/2023).
Salam Metal Jokowi-Megawati Usai Umumkan Ganjar Capres (Foto: Agus Suparto/Biro Setpres)
Solo -

Pengumuman Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sukses meningkatkan suara partai itu di kalangan pemilih kritis. Sementara parpol lain tidak mengalami perubahan signifikan.

"Dukungan pada PDIP di kalangan pemilih kritis pasca keputusan calon presiden cenderung naik," kata Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Deni Irvani, dilansir detikNews, Rabu (3/5/2023).

Deni memerinci kenaikan itu dari 16,1 persen dalam survei 18-19 April 2023 menjadi 19,9 persen dalam survei 25-28 April 2023 atau naik 2,8 persen. Survei ini bertajuk 'Elektabilitas Partai pasca Deklarasi Capres PDIP'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deni menyebut di bawah PDIP ada Gerindra dengan 12,4 persen, lalu disusul Golkar 9,3 persen, Demokrat 6,5 persen dan PKS 6,1 persen. Selanjutnya PKB 5,5 persen dan NasDem 3,6 persen. Sementara partai lainnya mendapat dukungan di bawah 3 persen.

"Masih ada 30,3 persen yang belum menentukan pilihan," jelas Deni.

ADVERTISEMENT

Dalam kurun waktu yang sama, perubahan dukungan kepada partai lain tidak mengalami perubahan berarti. Deni menilai pencapresan Ganjar sukses mendongkrak elektabilitas PDIP.

"Ini menunjukkan pencalonan Ganjar sebagai presiden oleh PDIP memiliki dampak elektoral yang positif pada partai tersebut," jelas dia.

"Keputusan PDIP mencalonkan Ganjar sebagai capres tampaknya berdampak positif terhadap PDIP. Setelah mengalami tren yang menurun, elektabilitas PDIP di kelompok pemilih kritis menguat pasca pencalonan Ganjar," sambung Deni.

Secara umum, kata Deni, peta dukungan pada partai dibanding hasil pemilu 2019 tak banyak berubah. PDIP masih berada di posisi teratas, disusul Gerindra dan Golkar.

Deni menjelaskan bahwa 'pemilih kritis' adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau ponsel sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik. Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.

"Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen," ungkap Deni.

Metode Survei

Survei nasional pemilih kritis ini dilakukan pada pemilik cellphone sebagai indikator pemilih kritis. Sampel survei ini dipilih melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1021 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan discreening. Validasi dan screening dilakukan untuk memastikan bahwa pemilik nomor telpon terpilih adalah warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih (berumur 17 tahun plus atau sudah menikah).

Margin of error survei sekitar Β±3.1% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.




(ams/rih)


Hide Ads