Bisnis perfilman di Kabupaten Klaten mencapai puncak kejayaan tahun 1980-1990 an yang ditandai munculnya belasan bioskop dari kota sampai desa. Menjamurnya industri hiburan layar lebar itu bersamaan dengan lahirnya film-film legendaris yang dibintangi Rhoma Irama dan Warkop DKI.
Sarwono (56) warga Kota Kecamatan Pedan menceritakan bioskop di Pedan awalnya hanya gedung bioskop Dewi di tahun 1980-an. Bersamaan dengan masa tenarnya raja dangdut Rhoma Irama menjadi bintang film, gedung bioskop di Klaten bertambah.
"Waktu itu pas jaya-jayanya film Rhoma Irama awal tahun 1990-an. Karena minat penonton yang begitu banyak akhirnya pengelola gedung bioskop Dewi membangun lagi bioskop Gajah Mada," jelas Sarwono kepada detikJateng, Minggu (30/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarwono menuturkan sebelum ada bioskop, hiburan utama warga Kecamatan Pedan dan sekitarnya adalah kesenian ketoprak tahun 1970-1980 awal. Ada dua tobong ketoprak di Kota Kecamatan Pedan.
"Sebelum ada bioskop itu ada ketoprak, ada dua lokasi. Setelah ketoprak hilang muncul gedung bioskop Dewi, lokasinya bekas gedung ketoprak," terang Sarwono.
Setelah gedung bioskop Dewi dan bertambah lagi gedung bioskop Gajah Mada, ungkap Sarwono, pengusaha lain juga membangun gedung bioskop Elita. Bioskop Elita itu lokasinya di tengah kampung.
"Muncul bioskop Elita jaraknya sekitar 100 meter di tengah Desa Sobayan. Tapi seiring perkembangan zaman, munculnya televisi swasta, bioskop mulai sepi," lanjut Sarwono.
Munculnya televisi swasta (1995), kata Sarwono, membuat bioskop mulai sepi dan gulung tikar. Awalnya yang tutup bioskop Elita yang kini menjadi sarang burung walet.
"Awalnya yang tutup bioskop Elita yang menjadi sarang burung walet saat ini. Disusul bioskop Gajah Mada jadi pertokoan dan terakhir bioskop Dewi," imbuh Sarwono.
Terpisah, Andre (42) warga Bareng, Klaten Tengah mengatakan di kampungnya terdapat bioskop Chandra. Sebelum tahun 1997 bioskop tersebut ramai penonton.
"Penontonnya ramai, sini sama bioskop Rita saingan. Saya seringnya nonton film Warkop, dulu setiap Warkop ada film baru pasti ramai," jelas Andre kepada detikJateng.
Setiap Film Warkop DKI kala itu diputar, sebut Andre, penonton yang mengantre tiket jadi pemandangan lumrah. Namun setelah tahun 1997, bioskop mulai sepi.
"Setelah krisis dan banyak televisi swasta, bioskop mulai sepi. Sebelum tahun 2000, sini sudah tutup tapi yang masih bertahan bioskop Rita, akhirnya juga tutup," tutur Andre.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya....
Bu Tejo (75) warga Kota kecamatan Delanggu mengatakan gedung bioskop yang paling awal di Delanggu adalah bioskop Gajah Mada. Saat dirinya tinggal di Delanggu 1978 bioskop sudah ada.
"Saya ke sini sekitar 1978 bioskop Gajah Mada sudah ada, setelah itu muncul bioskop Bharata di sebelah sana (selatan). Dulu ramai penontonnya," kata Tedjo yang tokonya di depan bekas gedung bioskop.
Sebelumnya diberitakan, putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep tiba-tiba menanyakan keberadaan bioskop di Kabupaten Klaten. Hal itu dilontarkan ketika akun Twitter @Mafi*** mengunggah video mengenai klaten yang diplesetkan.
Dalam unggahan tersebut, @Mafi** menuliskan "Yang ga diketahui orang-orang tentang Klaten" sembari mengunggah cuplikan video sejumlah lokasi yang disebut masuk wilayah Klaten.
Padahal, dalam video tersebut sama sekali bukan daerah Klaten, melainkan sejumlah lokasi yang ada di beberapa negara. Video ini pun mendapatkan beragam komentar dari netizen, termasuk adik Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Kaesang.