Lailatul Qadar adalah malam mulia di bulan Ramadhan yang dinantikan umat Islam. Salah satu amalan yang bisa dikerjakan saat malam Lailatul Qadar adalah i'tikaf.
I'tikaf berarti berdiam diri di masjid disertai dengan niat. Tujuannya adalah semata beribadah kepada Allah, khususnya ibadah yang biasa dilakukan di masjid. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW,
عَنْ عَآئِشَةَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ حَتّىٰ تَوَفَّاهُ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
اللهُ عَزَّ وَجَلَّ ( رواه البخاري ومسلم )
Artinya: Dari 'Aisyah Rasulullah SAW melakukan I'tikaf setelah tanggal 20 Ramadhan sehingga beliau wafat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut, melaksanakan ibadah I'tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan adalah hal yang dianjurkan (sunnah mu'akkad), terutama pada saat malam hari, sebab pada salah satu dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan sangat dimungkinkan bertepatan dengan turunnya Lailatul Qadar.
Niat I'tikaf
Untuk melakukan ibadah I'tikaf kita bisa melafalkan niatnya terlebih dahulu.
نَوَيْتُ اْلاِعْتِكَافَ ِللهِ تَعَالىَ
Artinya : Saya berniat (menyengaja) I'tikaf Lillahi ta'ala (karena Allah semata).
Amalan I'tikaf
Dikutip dari nu.or.id dan buku berjudul 'Sukseskan Bisnismu Dengan 21 Amalan Sunah Yang Terbukti Dahsyat Cara Islami Melejitkan Potensi Bisnis Lancar & Berkah' karya Ahmad Jarifin. Berikut ini amalan-amalan yang bisa dilakukan saat ibadah I'tikaf di malam Lailatul Qadar.
1. Menyibukkan Diri dengan Ibadah kepada Allah
Pada saat beri'tikaf di malam Lailatul Qadar, amalan yang harus kita lakukan adalah dengan beribadah kepada Allah dalam bentuk berdzikir, membaca Al-Quran, dan diskusi keilmuan. Ibadah-ibadah tersebut akan membawa diri kita kepada maksud tujuan dari pelaksanaan I'tikaf. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh oleh Imam an-Nawawi dalam kitab al-Majmu' ala Syarh al-Muhadzab.
قال الشافعي والأصحاب فالأولى للمعتكف الاشتغال بالطاعات من صلاة وتسبيح وذكر وقراءة واشتغال بعلم تعلما وتعليما ومطالعة وكتابة ونحو ذلك ولا كراهة في شئ من ذلك ولا يقال هو خلاف الأولى هذا مذهبنا وبه قال جماعة منهم عطاء والأوزاعي وسعيد بن عبد العزيز
"Imam Syafi'i dan ashab (para pengikutnya) berkata, 'Hal yang utama bagi orang yang beri'tikaf adalah menyibukkan diri dengan ketaatan dengan melaksanakan sholat, bertasbih, berdzikir, membaca Al-Qur'an, dan menyibukkan diri dengan ilmu dengan cara belajar, mengajar, membaca, dan menulis serta hal-hal sesamanya. Tidak dihukumi makruh dalam melaksanakan satu pun dari hal-hal di atas, dan tidak bisa disebut sebagai menyalahi hal yang utama (khilaf al-aula). Ketentuan ini merupakan pijakan mazhab kita (mazhab Syafi'i), dan pendapat ini diikuti oleh golongan ulama, seperti Imam 'Atha, al-Auza'i, Sa'id bin Abdul Aziz" (Syekh Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu' ala Syarh al-Muhadzab, juz 6, hal. 528).
2. Berpuasa
Pada saat melakukan ibadah I'tikaf di siang hari di hari sepuluh terakhir bulan Ramadhan dan kita dalam keadaan berpuasa maka ibadah I'tikaf kita akan lebih utama. Kita juga akan lebih kuat dalam memecah syahwat hawa nafsu, pikiran lebih fokus dan lebih khusyuk menyucikan hati.
3. I'tikaf di Masjid Jami'
Amalan yang bisa kita lakukan selanjutnya adalah beri'tikaf di masjid jami', yaitu masjid yang di dalamnya didirikan sholat Jumat.
4. Meninggalkan Hal-Hal yang Tidak Bermanfaat
Amalan yang bisa kita lakukan saat beri'tikaf di malam Lailatul Qadar selanjutnya adalah dengan bersikap baik dan meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti berkata kotor, berbuat hal-hal yang tidak baik, bermain handphone, dan lain-lain.
5. Tidak Keluar dari Tempat I'tikaf
Amalan atau perbuatan yang kita lakukan saat ibadah I'tikaf malam Lailatul Qadar adalah dengan tidak keluar dari tempat i'tikaf. Hal ini dikecualikan untuk urusan yang bersifat harus dilakukan seperti kebutuhan buang hajat, makan dan minum, atau yang bersifat aturan syariat seperti wudhu', mandi janabah, dan sholat Jumat. Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata.
"Tidak ada khilaf tentang bolehnya seseorang yang beri'tikaf keluar dari masjid untuk suatu urusan yang harus dilakukan."
Dalilnya adalah hadits 'Aisyah Radhiyallahu anha.
"Sesungguhnya jika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sedang beri'tikaf, beliau biasanya tidak masuk rumah kecuali untuk suatu hajat (pada riwayat Muslim: untuk haiat manusiawi)." (Muttafaq 'alaih)
Demikian informasi mengenai amalan yang bisa kita lakukan pada saat melakukan ibadah I'tikaf saat Lailatul Qadar, semoga bermanfaat ya Lur!
Artikel ini ditulis oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(apl/sip)