Pulau Socotra di Yaman telah lama dianggap sebagai tanah misteri. Bahkan, ada pula yang menyebut pulau ini adalah tempat alien atau markas persembunyian Dajjal.
Umat Islam percaya jika Dajjal saat ini bersembunyi di sebuah tempat rahasia di muka Bumi hingga waktu kemunculannya, yang disebut sebagai salah satu tanda kiamat.
Banyak yang mempercayai jika tempat persembunyian Dajjal berada di sebuah daerah di Yaman, yaitu Pulau Socotra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir detikInet, Selasa (28/3/2023), Socotra dipercaya menjadi tempat alien atau persembunyian Dajjal karena memiliki kisah aneh. Di antaranya kisah pohon yang menghasilkan cairan seperti darah hingga keberadaan hutan kemenyan.
Faktanya tempat ini menyimpan keindahan dan terdapat aneka jenis spesies flora dan fauna unik yang tidak bisa ditemukan di berbagai belahan dunia manapun selain di Pulau Socotra.
![]() |
Sejarah Perang
Pulau Socotra ini juga memiliki riwayat peperangan, hal ini terbukti dengan ditemukannya benteng Jebel Hawari. Benteng ini konon menyingkap kisah pergolakan yang berlangsung lebih dari seribu tahun.
Salah seorang arkeolog, Julian Jansen van Rensburg pernah meneliti soal benteng tersebut. Terungkap jika benteng itu diduga berasal dari abad ke-8 Masehi, menjadikannya salah satu benteng era Islam terakhir yang tersisa di pulau itu.
Socotra atau Soqatra (dalam bahasa Arab), seperti dikutip dari The National News adalah tempat pertempuran berdarah pada tahun 1507. Perang itu terjadi antara penjajah Portugis dan para pembela yang setia kepada Syekh Mahri dari Qishn, di pantai timur Yaman, dekat Oman.
"Kronik sejarah cukup jelas. Itu adalah pertarungan berdarah dan kekerasan. Akan sangat sulit bagi Portugis untuk merebut benteng itu," kata Dr Van Rensburg, yang telah menghabiskan 20 tahun mempelajari arkeologi dan warisan Socotra.
Salah satu motif penaklukan Portugis atas Socotra adalah untuk mengontrol perdagangan masuk dan keluar dari Laut Merah. Sebab, Pulau Socotra dulu merupakan pusat perdagangan kuno orang-orang dari Roma, Yunani, dan Mesir.
Pada masa itu para pedagang menjual obat-obatan ekslusif seperti kemenyan dan resin merah khusus yang dikenal sebagai 'darah naga' yang digunakan sebagai pewarna untuk tujuan pengobatan. Semuanya merupakan hasil ekstraksi dari berbagai tumbuhan endemik di pulau ini.
Sementara itu, penulis perjalanan asal Inggris Tim Mackintosh-Smith mengunjungi benteng Jebel Hawari pada 1999. Saat itu, dia menulis, "Sebagian besar penduduk tampaknya tidak menyadari keberadaannya dan bahwa reruntuhannya tidak menarik tetapi pemandangan Dataran Hadibu sangat indah,".
Selengkapnya di halaman berikut.
Socotra terkenal karena flora dan fauna yang unik. Pulau eksotis ini memiliki sekitar 700 spesies endemik termasuk pohon darah naga yang damar merahnya pernah menjadi ekspor utama.
Pulau ini juga memiliki jejak jalur perdagangan berusia 2.000 tahun silam dengan India lewat prasasti kuno di dinding uga Hoq. Dr Van Resnburg berharap situs seperti Jebel Harawi bisa menerima pengakuan yang layak.
Dikutip dari laman welcometosocotra.com, pada 2008, Konvensi Warisan Dunia UNESCO mendaftarkan Pulau Socotra sebagai Situs Warisan Dunia. Hal tersebut menjadikan Pulau Socotra sebagai kawasan lindung, karena keanekaragaman hayati dan spesies pulau yang unik di dalamnya terancam.