Mungkin sebagian orang ketika mendengar kata bakteri merasa jijik karena menganggap sebagai sesuatu yang kotor. Namun bakteri cupriavidus metallidurans ternyata mampu menghasilkan emas ketika buang air besar. Kok bisa?
Dilansir detikINET, Senin (27/3/2023), bakteri cupriavidus metallidurans memiliki kemampuan mensintesiskan emas dari senyawa alami, dan memiliki tingkat toksisitas sangat tinggi. Secara sederhana, bakteri ini memakan logam beracun kemudian mengeluarkannya menjadi tinja emas.
Bakteri ini ditemukan tim peneliti internasional pada tahun 2018. Bakteri ini memiliki tingkat kekebalan yang sangat tinggi sehingga masih bertahan hidup setelah memakan senyawa logam beracun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai efek samping memakan senyawa beracun, bakteri cupriavidus metallidurans mengeluarkan tinja berbentuk bongkahan kecil emas.
Emas, sebagaimana elemen lainnya di bumi, terbentuk melalui berbagai proses. Dari setiap proses itu selalu ada mikroba yang bertahan hidup.
Baca juga: Begini Gambaran Isi Gereja Scientology |
Proses Terbentuknya Emas oleh Bakteri Cupriavidus
Bakteri berbentuk batang cupriavidus metallidurans ini pertama kali ditemukan membuang kotoran atau tinja emas pada tahun 2009.
Dilansir dari India Times yang dikutip oleh detikINET, Senin (27/3), ketua peneliti ahli geomikrobiologi, Frank Reith mengatakan berdasarkan penelitian yang ia lakukan menunjukkan bahwa terdapat keterlibatan cupriavidus metallidurans dalam detoksifikasi pembentukan biomineral emas.
"Hasil penelitian ini menunjukkan keterlibatan mereka dalam detoksifikasi aktif kompleks emas yang mengarah pada pembentukan biomineral emas," kata Frank.
Bakteri ini mampu bertahan di tanah yang mengandung hidrogen dan berbagai macam logam beracun lainnya.
Cupriavidus metallidurans mengandung ion dan emas yang berinteraksi serta bertahan dalam tubuhnya, hal itu menimbulkan masalah. Bakteri ini menghindari permasalahan itu dengan menggunakan enzim untuk menghilangkan logam dari selnya. Misalnya tembaga, enzim yang berperan disebut CupA. Sementara, ketika yang terlibat emas maka enzim ini akan ditekan dan tetap berada di dalam sel.
Bakteri ini akan mengubah senyawa tembaga dan emas dalam bentuk yang sulit diserap oleh sel. Dengan demikian akan sedikit senyawa emas dan tembaga yang masuk ke dalam sel. Pada tahap ini enzim yang berperan disebut CopA.
Enzim yang mengeluarkan tembaga akan terus mengeluarkannya dan proses ini akan memunculkan nanopartikel emas muncul di permukaan. Hal itu membuat bakteri ini mengeluarkan tinja emas. Melalui kondisi itu membuat bakteri lebih sedikit mengalami keracunan.
Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Besertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(dil/aku)