Peristiwa seorang guru yang melakukan perkosaan pada muridnya di ruang kelas, ditampik pihak yayasan sekolah. Pihak sekolah menyebut korban dengan gurunya berpacaran.
Pihak yayasan sekolah menjelaskan, tidak ada kasus persetubuhan antara guru dan siswinya di ruang kelas. Hal tersebut dikatakan oleh Ahmad Sukron Sitqon, selaku Ketua Yayasan, saat ditemui awak media, di Subah, Senin (27/3/2023).
Menurut Ahmad Sukron, pihaknya sendiri telah mendengar peristiwa tersebut dan langsung memanggil keduanya, baik guru maupun siswa secara terpisah untuk dimintai keterangan. Dari klarifikasi itu, pihak sekolah menyebut siswi dan guru tersebut berpacaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dari kami, temuan kami pendapat kami itu, tidak terjadi pelecehan, atau pemaksaan, tidak," ungkap Ahmad Sukron.
Pihak sekolah heran kenapa terjadi tuduhan perkosaan. Ia juga mengungkapkan hasil temuan pihak sekolah tidak terjadi pemerkosaan di ruang kelas, seperti apa yang dilaporkan korban ke kepolisian dan ke media.
"Dari situ kita heran kok laporannya itu seperti itu. Kemudian mengenai terjadi di sekolahan, itu kami tanyakan ke guru mengakui iya terjadi seperti itu. Tapi itu juga suka sama suka tidak pelecehan, tidak pemaksaan dan menurut pengakuan berdua itu hanya bercumbu atau cium, tidak sampai ke berhubungan badan," ungkapnya.
Ia menceritakan, awal mula peristiwa tersebut terjadi dari siswinya sendiri yang justru meminta waktu pada gurunya untuk curhat.
"Itu diawali curhatan, yang minta curhat yang putri (siswi), yang putri ini minta curhat juga sudah berhubungan sudah akrab (dengan guru seni budaya). Mereka pacaran, kan aneh kalau terjadi kekerasan seksual," kata Sukron.
Bahkan, diakuinya, pada Minggu malam (26/3), pihaknya juga langsung menyerahkan guru yang bersangkutan ke polisi untuk dimintai keterangan.
"Kemudian karena kepolisian juga minta konfirmasi dan pemeriksaan, (guru) juga saya bawa ke polres. Sudah sejak semalem, dan sampai pagi ini masih di sana dan siang ini selesai," ucapnya.
Selengkapnya baca di halaman berikut.
Sukron menambahkan guru yang dimaksud merupakan guru honorer yang mengajar di sekolah MA setempat sejak Juli 2022.
"Mengajar sejak Juli, belum setahun. Dia guru honorer baru, (mapel) seni budaya. Dia belum lulus kuliahnya," tambah Sukron.
Hubungan guru dan salah satu siswinya diakui sudah cukup lama.
"Saya tahu (mereka) berhubungan lama lihat japri chatingan itu (di HP siswi dan guru)," tambahnya.
Sedangkan terkait tabiat siswinya, diakui Sukron, ia termasuk anak yang kurang pandai dalam mata pelajaran, karena menduduki peringkat terakhir di sekolah.
"Anaknya itu memang nggak begitu pandai, nomor terakhir, dan banyak masalah. Kita takutnya itu, laporan itu tidak betul-betul dari dirinya, apalagi dianya itu sudah tunangan dengan yang lain (bukan guru setempat)," jelasnya.