Erupsi Merapi memicu hujan abu vulkanik di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang. Seperti di SMP 2 Dukun, Kecamatan Dukun, yang turut terdampak hujan abu.
Hari ini, seluruh siswa SMP 2 Dukun, melakukan pembersihan abu vulkanik yang menyelimuti sekolahnya. Dengan peralatan seadanya, para siswa membersihkan abu yang mencapai ketebalan hingga 3 milimeter itu.
"Ketebalan 2 sampai 3 mili. Sekolah ini jarak dengan puncak Merapi sekitar 5 km," kata Kepala SMP 2 Dukun, Muhammad Sobirin, kepada detikJateng di ruang kerjanya, Senin (13/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sobirin mengatakan sedianya hari ini ada perlombaan setelah PTS (penilaian tengah semester), akhirnya ditunda.
"Hari Minggu, bapak ibu guru dan TU, sebagian sudah membersihkan lapangan. Jalan masuk, tadi pagi anak-anak bisa melaksanakan upacara. Sedianya setelah upacara perlombaan mulai Senin sampai Sabtu, tadi kerja bakti," ujarnya.
Perlombaan hari Senin, kata dia, ditunda untuk bersih-bersih. Pembersihan dilakukan dengan penyemprotan.
"Pas Sabtu, siswa sudah pulang karena tes terakhir cuma satu mata pelajaran. Di sini total siswa ada 230 anak," kata dia.
Sementara itu, petani di Desa Paten, Kecamatan Dukun, mencuci sayuran yang dipanen karena terkena abu vulkanik Merapi.
"Ini petik tadi pagi (kembang kol). Kemarin sudah saya semprot untuk menghilangkan abu," kata Iqbal Suroso (47) warga Desa Paten.
Sehari sebelumnya, kata dia, sudah disemprot sebelum dipanen. Kemudian hari ini dicuci lagi. "Ini dicuci untuk menghilangkan abu di tangkal," tuturnya.
Untuk harga jual, kembang kol yang biasa Rp 8 ribu sampai Rp 10 ribu per kilogram, sedangkan yang super Rp 12 ribu sampai Rp 13 ribu per kilo.
(aku/sip)