Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati merespons pernyataan Menko Polhukam Mahfud Md soal laporan transaksi mencurigakan Rp 300 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Berikut pernyataan Menkeu Sri Mulyani.
1. Sudah Komunikasi dengan Mahfud dan PPATK
Sri Mulyani mengaku baru hari Kamis (9/3/2023) menerima surat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Ia pun sudah berkomunikasi dengan Mahfud Md dan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana.
"Iya tadi saya juga berkomunikasi sama Pak Mahfud dan Pak Ivan ya dari PPATK pertama surat itu baru saya terima tadi pagi," kata Sri Mulyani di kantor pajak KPP Pratama Surakarta, Kamis (9/3).
2. Tak Tahu Angka Rp 300 Triliun
Sri Mulyani mengaku tidak mengetahui angka Rp 300 triliun bersumber dari mana.
"Mengenai 300 triliun terus terang saya tidak lihat di dalam surat itu nggak ada angkanya, jadi saya nggak tahu juga dari mana angkanya," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengaku bakal berkomunikasi lebih lanjut dengan Mahfud Md dan Ivan Yustiavandana. Dia ingin memastikan soal temuan angka Rp 300 triliun itu.
"Nanti saya akan kalau kembali lagi ke Jakarta saya akan bicara lagi dengan Pak Mahfud dan juga Pak Ivan (PPATK) angkanya tuh dari mana sehingga saya juga bisa punya informasi yang sama dengan Anda semuanya media dan masyarakat," ujarnya.
Sri Mulyani pun mengaku sempat bertanya kepada Kepala PPATK mengenai cara perhitunganya.
"Tentu saya tanya kepada Pak Ivan cara menghitungnya gimana datanya seperti apa karena di dalam surat yang disampaikan ke saya yang dalam hal ini ada lampirannya 36 halaman nggak ada satu pun angka," terang dia.
3. Kemenkeu Terima Laporan dari PPATK
Sri Mulyani menyebut setiap tahun Kemenkeu mendapat laporan dari PPATK mengenai transaksi janggal para pegawainya. Dirinya mengungkapkan sejak tahun 2009 hingga 2023 sudah ada 196 surat yang sudah disampaikan PPATK ke Kemenkeu.
"Jadi pada dasarnya begini, ada setiap tahun PPATK mengirimkan informasi kepada kita mengenai transaksi yang disebut material. Dari 2009 sampai 2022 atau 2023 ini ya itu ada 196 surat yang disampaikan," kata Sri Mulyani.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(rih/rih)