Mahasiswa Gelar Aksi Tutup Mulut di Polda Jateng, Buntut Polisi Calo Bintara

Mahasiswa Gelar Aksi Tutup Mulut di Polda Jateng, Buntut Polisi Calo Bintara

Afzal Nur Iman - detikJateng
Kamis, 09 Mar 2023 14:10 WIB
Aksi Kepompok Cipayung buntut terungkapnya suap penerimaan Bintara Polri di Mapolda Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (9/3/2023).
Aksi Kepompok Cipayung buntut terungkapnya suap penerimaan Bintara Polri di Mapolda Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (9/3/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng.
Semarang -

Mahasiswa dari Kelompok Cipayung Jawa Tengah melakukan unjuk rasa di Polda Jawa Tengah (Jateng) buntut terungkapnya suap saat proses rekrutmen Bintara Polri. Mereka meminta adanya reformasi dalam rekrutmen Bintara Polri.

Mahasiswa yang terdiri dari IMM, GMNI, HMI, PMII, dan GMKI itu melakukan aksinya di depan Mapolda Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (9/3/2023). Mereka melakukan aksi tutup mulut. Aksi tutup mulut dilakukan dengan memasang plester berwarna hitam di mulut.

"Aksi untuk menyuarakan, hari ini kita melihat ada lima anggota Polda Jateng yang tertangkap OTT dengan pungli Bintara. Ini kami kira menjadi satu bagian yang harus kita kritisi bersama dan catatan bersama bahwa Polri hari ini belum menjadi institusi yang bersih dan terpercaya bagi masyarakat. Ini masih jauh panggang dari api," kata koordinator aksi, Untung Prasetyo Ilham saat membacakan pernyataan sikapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi Kepompok Cipayung buntut terungkapnya suap penerimaan Bintara Polri di Mapolda Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (9/3/2023).Aksi Kepompok Cipayung buntut terungkapnya suap penerimaan Bintara Polri di Mapolda Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (9/3/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng

Aksi berlangsung tak begitu lama, para mahasiswa yang hadir pukul 11.30 WIB membubarkan diri 40 menit kemudian usai hujan deras mengguyur lokasi aksi. Massa aksi juga membacakan surat pernyataan sikap mereka sebelum membubarkan diri.

Mereka mengaku miris dengan terungkapnya tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam proses rekrutmen Bintara Polri. Karena itu, mereka menuntut adanya reformasi birokrasi dalam rekrutmen Bintara Polri.

ADVERTISEMENT

"Kami menuntut dengan tegas hari ini di tubuh Polri harus dilakukan reformasi birokrasi yang jelas dalam tahap rekrutmen, dalam setiap tahap yang ada sehingga tercipta polisi Polri yang jujur, adil, dan bersih tidak hanya menjadi bagian yang seperti kita lihat kasus suap terjadi di mana-mana," jelasnya.

"Yang berikutnya maka kita lihat hari ini Polda Jateng telah gagal, Kapolda Jateng telah gagal mengamankan tubuh institusinya steril dari tindakan pungli, maka kita tuntut jika tidak bisa menyelesaikan persoalan ini, tidak bisa membenahi tubuh Polri sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya maka copot saja Kapolda Jawa Tengah," lanjutnya.

Aksi Kepompok Cipayung buntut terungkapnya suap penerimaan Bintara Polri di Mapolda Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (9/3/2023).Aksi Kepompok Cipayung buntut terungkapnya suap penerimaan Bintara Polri di Mapolda Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (9/3/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng

Terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Tengah menyampaikan bahwa kasus itu terjadi tahun 2022 dan kini kelima orang tersebut sudah disidang etik. Dia menyebut kasus itu tak memengaruhi seleksi penerimaan calon Bintara.

Para pelaku dari anggota Polri juga sudah mendapat sanksi demosi selama dua tahun dan penempatan khusus mulai 21 hingga 30 hari.

"Uang dikembalikan kepada orang tua calon siswa. Kejadian tidak mempengaruhi dan merubah hasil seleksi, ada yang lulus ikuti pendidikan dan ada juga yang tidak lulus. Hasil rekrutmen murni dari kemampuan calon siswa sendiri," ujarnya.




(apl/aku)


Hide Ads