Sepuluh turis asing membuat petisi berisi protes dengan suara kokok ayam. Mereka membuat petisi itu karena terganggu dengan suara kokok ayam saat subuh di lingkungan tempat mereka menginap di area Jimbaran, Kuta Selatan, Badung.
Dilansir detikBali, Sabtu (4/3/2023), petisi itu dilayangkan melalui Satuan Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Kuta Selatan pada Kamis, 2 Maret lalu. Peristiwa itu semula dilayangkan seorang bule Rusia yang terganggu dengan suara kokok ayam di tempatnya menginap.
"Jadi ayamnya itu berkokok setiap hari dan dia keberatan berkokoknya itu di kala subuh (pukul 4-5 pagi), siang juga berkokok," kata Kepala Seksi Trantib Kuta Selatan I Kadek Agus Alit Juwita saat ditemui detikBali, Jumat (3/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluhan itu kemudian disampaikan dalam bentuk petisi oleh salah satu perwakilan bule Rusia yang datang ke kantornya. Bule Rusia datang bersama salah satu warga lokal bernama Agus, yang merupakan orang kepercayaan Homestay Anumaya.
Dalam petisi itu, kata dia, berisi penolakan keras adanya ayam berkokok setiap hari di depan homestay tempat mereka menginap Anumaya Bay View.
"Kalau komplain menurut pengakuan tamunya setiap hari. Tamu itu sudah ada sebulan menginap di homestay itu," imbuhnya.
Alit mengaku kejadian ini cukup lucu, karena menurutnya pelaporan tersebut baru kali ini terjadi di wilayahnya. Anumaya Bay View sendiri, kata dia, merupakan homestay yang sudah lama berdiri di kawasan Jimbaran.
"Setelah pandemi istilahnya kami baru ramai lagi sama wisatawan, ya homestay sih sudah lama berdiri. Jadi lucu juga ada kejadian ini," ungkapnya.
Mediasi Gagal
Alit Juwita mengaku sudah berupaya memediasi keinginan para tmau dengan pemilik ayam bernama Made Yadya pada Kamis (2/3) lalu. Tujuannya untuk meminta Made Yadya memindahkan ayam aduannya yang berjumlah tujuh ekor.
"Kalau kemarin kami coba sampaikan ke Made Yadya supaya ayamnya direlokasi agak jauh dari homestay tersebut," terangnya.
Namun, Made Yadya keberatan sehingga mediasi itu gagal. Alit Juwita pun berencana melakukan mediasi lanjutan pada Selasa (7/3) mendatang.
"Ya nanti lihat keputusan akhirnya bagaimana. Apakah nanti ada kompensasi atau bagaimana, kami hanya menengahi," terang dia.
Pemilik Emoh Pindahkan Ayamnya
Terkait petisi itu, Wayan Agus Juli (26) menanggapinya dengan cuek. Agus mengaku enggan memindahkan ayam jagonya yang dia letakkan dalam sangkar bambu itu.
"Saya nggak peduli. Saya lho udah dari zaman Belanda di sini kakek dan nenek saya," kata Agus tertawa saat ditemui detikBali di rumahnya di Jalan Kampus Unud, Pondok Mekar 2, Jimbaran, Kuta Selatan, Jumat (3/3).
Selengkapnya versi bule yang protes suara kokok ayam di halaman berikut.
"Dia menemui saya ke rumah. Kalau dia ngomong, masuk telinga kanan keluar kiri. Saya nggak bisa bahasa Inggris, jadi cuma jawab yes no yes no," imbuh Agus.
Agus heran dengan sang bule yang tiba-tiba mengadukan suara ayamnya ke Kantor Camat Kuta Selatan melalui pemilik homestay.
"Gara-gara ada ayam saya berisik jam 3 pagi katanya laporannya ke kecamatan. Namanya ayam, kami pelihara susah kan diatur," tutur pria yang sehari-hari bekerja sebagai sekuriti di Pantai Muaya, Jimbaran.
Dia menambahkan, ayahnya sebenarnya bersedia memindahkan ayam peliharan mereka jauh dari lingkungan tersebut. Asalkan, dia dipekerjakan menajdi sekuriti homestay.
"Ayah saya minta kalau mau ayam pindah, supaya ada dua orang jadi sekuriti di homestay itu. Ya minimal saya, tapi gaji UMK," imbuhnya,
Agus mengaku bersedia menjauhkan ayamnya apabila sang pemilik mempekerjakan dirinya sebagai sekuriti di homestay tersebut. "Ya kalau dia mau bayar UMK, saya mau pindahkan ke belakang," ujarnya.
![]() |
Bule Tuding Pemilik Ayam Judi Tajen
Terpisah, William bule yang melayangkan petisi gegara kokok ayam itu menuding tetangganya melakukan judi tajen atau sabung ayam. William mengaku tinggal di homestay dekat pemilik ayam selama empat tahun.
Dia menyebut pemilik ayam mengikutsertakan ayam-ayamnya dalam judi. Padahal menurutnya hal ini dilarang di Indonesia.
"Dia itu bertarung ayam dan itu ilegal di Indonesia. Hukum lemah. Pria ini (sang pemilik) memiliki banyak ayam dan mereka berkokok mulai jam 3 pagi, membuat orang lain tidak bisa tidur," tuturnya ditemui detikBali di Homestay Anumana Bay View, Jumat (3/3).
William juga sempat menawarkan Rp 500 ribu kepada Agus, pemilik ayam agar mau memindahkan ayamnya. Namun, tawaran tersebut ditolak.
Selain William, Dennis wisatawan Rusia yang tinggal di homestay tersebut juga mengaku tidak menyukai suara ayam yang berkokok. "No i don't like (saya tidak suka)," jawab Denis singkat seraya berlalu.
Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)