Plafon atap kelas IV SDN 1 Bogotanjung Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, tiba-tiba ambruk. Beruntung tidak ada korban jiwa meski saat kejadian saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
"Untuk kejadian pada Selasa (28/2) kemarin pas terjadi kegiatan penilai tengah semester, tepatnya jam 09.45 WIB," kata Kepala SDN 1 Bogotanjung, Sutrisno kepada wartawan ditemui di lokasi, Rabu (1/3/2023).
Dia mengatakan plafon ruang kelas IV ambrol pada Selasa (28/2) kemarin. Saat kejadian, siswa sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Para siswa saat itu langsung keluar menyelamatkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi anak-anak masih dalam keadaan mengerjakan soal-soal ulangan, kebetulan anak-anak bisa menyelamatkan diri, karena plafon yang jatuh itu ada kaitannya satu sama lain," jelas Sutrisno.
"Sehingga kayak gelombang, sehingga anak-anak bisa menyelamatkan diri. Saat kejadian siswa ada 12 anak-anak," dia melanjutkan.
Dia mengatakan imbas plafon atap ruang kelas ambrol ini, kini siswanya harus belajar di ruang kelas lain. Para siswa menggunakan ruang perpustakaan untuk proses belajar mengajar sementara.
"KBM tetap berjalan karena kita mempunyai ruang yang bisa digunakan dalam keadaan darurat, misalnya bisa di ruang perpustakaan, seadanya yang penting bisa digunakan," terang dia.
Sutrisno mengatakan total ruang kelas yang yang atapnya ambrol ada dua. Pertama kelas V dan ditambah kelas IV.
"Untuk ini dua kelas, pertama sekitar tahun 2022 di kelas V, dan kemarin di kelas IV," kata Sutrisno.
Dia berharap agar dinas terkait memberikan perhatian kepada sekolahnya. Jika tidak segera diperbaiki, kondisi tersebut mengganggu kegiatan belajar mengajar sehari-hari.
"Setiap ada kejadian kita melaporkan kepada atasan kita, ya harapannya segera diperbaiki. Kalau tidak nanti tidak membuat nyaman anak-anak saat belajar," ungkap Sutrisno.
"Apalagi kejadian berimbas di ruang lain, seperti di kelas VI dan ruang kantor," lanjut dia.
Salah satu siswa, Andika berharap sekolahnya segera diperbaiki. Dia mengaku sedih jika sekolahnya rusak.
"Butuh bantuan, sedih, karena terganggu belajarnya, khawatir ambruk, bangunan sudah tua mau roboh," kata Andika ditemui di lokasi.
(ams/rih)