Kerjasama Bareng Mahasiswa UNS, Petani Klaten Panen Padi Rojolele Organik

Kerjasama Bareng Mahasiswa UNS, Petani Klaten Panen Padi Rojolele Organik

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Minggu, 19 Feb 2023 14:31 WIB
Kepala DKPP Pemkab Klaten memanen Rojolele konversi organik kerjasama petani dengan KKN UNS, Minggu (19/2/2023).
Kepala DKPP Pemkab Klaten memanen Rojolele konversi organik kerjasama petani dengan KKN UNS, Minggu (19/2/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Jumlah anak muda yang bekerja di sektor pertanian di Indonesia dari tahun ke tahun terus menurun. Generasi muda memilih bekerja di sektor jasa, manufaktur bahkan menjadi di toko.

"Di sawah pergi jam 07.30 WIB sudah dapat kiriman, pulang jam 11.00 WIB bayarnya Rp 65.000 tapi kaum muda pada tidak mau. Pilih kerja di sektor jasa, manufaktur bahkan di pertokoan," kata kepala UP-KKN UNS, Profesor Sudibyo, saat acara panen Rojolele konversi organik kerjasama mahasiswa KKN UNS dan petani Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, Minggu (19/2/2023).

Menurut Sudibyo, terus menurunnya jumlah petani muda bisa dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Tahun 2011 jumlah petani muda di Indonesia masih sebesar 29 persen dari penduduk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 2011 jumlah petani muda di Indonesia masih sebesar 29 persen namun tahun 2021 waktu pandemi tinggal 19 persen. Atau turun 10 persen sehingga perlu ada perhatian," papar Sudibyo.

Dampaknya, sambung Sudibyo, petani yang usianya di bawah 45 tahun saat ini hanya 13 juta orang. Lebih dari 15,5 juta petani saat ini hanya punya sawah di bawah setengah hektare.

ADVERTISEMENT

"15,5 juta petani itu di Indonesia lahannya di bawah setengah hektare. Di desa-desa itu keluarganya 5 orang, punya sawah satu patok, panen sedikit akhirnya dijual dan akhirnya tidak punya sawah," sambung Sudibyo.

UNS, imbuh Sudibyo, mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Klaten, sampai desa yang menerima mahasiswa KKN. Harapannya kerjasama itu terus berlanjut, termasuk untuk pengembangan demplot pertanian organik.

"Harapannya kerjasama berlanjut dan lebih baik. Termasuk pengembangan demplot konversi pertanian organik Rojolele di Desa Glagahwangi ini produk KKN sebelumnya," sebut Sudibyo.

Bupati Klaten Sri Mulyani yang diwakili Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Widiyanti menyatakan Klaten sebagai lumbung padi. Untuk itu perlu dipertahankan produktivitasnya.

"Perlu dipertahankan produktivitasnya pertanian, Dinas selalu siap. Kegiatan demplot konversi pertanian organik merupakan kerjasama KKN UNS dan Pemdes," ungkap Widiyanti.

Dari kegiatan tersebut, sambung Widiyanti, telah ikut meningkatkan produksi pertanian padi. Dari hasil panen semula 800-900 kilogram menjadi 1.300 kilogram per patok.

"Dari 800-900 kilogram menjadi 1.300 kilogram per patok dengan luas 2.000 meter persegi. Kegiatan konversi Rojolele organik itu juga untuk efisiensi bagi petani sekaligus memperkenalkan pagi Rojolele Srinuk hasil kerjasama Pemkab dengan BATAN," pungkas Widiyanti.




(sip/sip)


Hide Ads