Seorang pasien remaja berusia 14 tahun di Palembang mengeluhkan pembengkakan di area luka bekas operasi usus buntu dan menjalar ke alat vital. Berikut ini duduk perkaranya.
Dikutip dari detikSumut, kuasa hukum keluarga pasien, Muh Novel Suwa, menceritakan awalnya kliennya mengeluh sakit perut kanan bawah. Kemudian dokter mendiagnosis kliennya mengalami radang usus buntu dan harus dioperasi harus dioperasi di RSMH Palembang pada 30 Januari lalu.
Kondisi Pasien Sempat Membaik Usai Operasi
Usai menjalani operasi, kondisi kliennya sempat membaik sehingga diperbolehkan pulang pada Jumat 3 Februari 2023.
"Operasi pertama itu kita heran karena bekas luka tak dijahit, tapi hanya ditutup plaster saja, sehingga menyebabkan pembengkakan dan menjalar ke bagian tubuh lainnya yakni alat vital pasien," ungkapnya.
"Luka operasi mengeluarkan cairan kuning terus menerus dan juga terjadi pembengkakan di area vital pasien atau miss V," imbuhnya.
Keluarga yang panik kemudian membawanya ke rumah sakit. Namun rumah sakit saat itu menyatakan kondisi pasien baik-baik saja dan memintanya pulang.
"Dugaannya karena berobat dengan BPJS jadi pasien ditangani seadanya saja dan terkesan dibiarkan saja padahal jika dibiarkan kondisi pasien akan berbahaya karena pembengkakan ini sudah menjalar ke organ vital," katanya.
Pihak keluarga juga sempat meminta dipertemukan dengan dokter yang melakukan operasi pertama tapi ditolak oleh rumah sakit.
"Saat itu dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien menyatakan, klien kami harus dilarikan ke UGD RSUP Moh Hoesin (RSMH) untuk dilakukan pemeriksaan kembali dan akhirnya dilakukan tindakan operasi kedua dengan alasan appendicitis akut supuratif pada appendiks," terangnya.
"Operasi kedua ditangani oleh dokter berbeda dengan operasi pertama, tapi hasilnya lebih bagus, bekas luka operasi sudah dijahit dan kini masih pemulihan sehingga pasien masih terbaring lemah di ruang rawat inap," sambung dia.
Sampai sejauh ini, kata Novel, pihak RSMH tetap menangani CY meski menurutnya seadanya. Ia juga menyebut, keluarga pasien tidak menuntut apa pun atau yang aneh-aneh hanya ingin anak mereka sembuh dan dirawat dengan layak.
"Jangan ada istilah pembedaan hanya karena mereka berobat dengan BPJS sehingga penanganannya tidak layak," tutupnya.
Penjelasan RSMH Palembang
Rumah Sakit Mohammad Hoesein (RSMH) Palembang dituding melakukan malpraktik karena kelamin pasien usus buntu diduga membusuk usai dioperasi. Pihak RSMH Palembang buka suara soal masalah itu.
Wakil Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSMH Palembang, Marta Hendry, mengatakan penanganan medis terhadap pasien CY (14) sudah sesuai prosedur. Dia menyebut yang terjadi saat ini yakni soal miskomunikasi.
"Jadi kita jelaskan ya, sepertinya kalau saya tangkap ini hanya miskomunikasi saja. Pada saat operasi pertama terhadap pasien, pihak keluarga telah kita jelaskan bahwa akan ada risiko yang kemungkinan terjadi, karena pasien sudah telat selama tiga hari untuk menjalani operasi usus buntu yang pertama itu," kata Marta kepada detikSumut, Sabtu (11/2).
Pihak keluarga, kata Marta, tetap menyetujui terhadap pasien dilakukan operasi yang pertama. Operasi disebutnya berjalan dengan lancar.
Setelah operasi, pihak keluarga juga sudah diberitahu jika ada kemungkinan-kemungkinan tak terduga pascaoperasi. Pada hari ketiga pascaoperasi, pasien diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik.
"Lalu kemudian kenapa itu ada nanah? Nah, ini yang perlu kita tahu, itu karena sisa-sisa operasi dan di bagian luar perut juga sudah dibalut kan dengan kain kasa khusus, memang tidak dijahit, kalau dijahit malah kita malpraktik. Tidak ada membusuk, itu pembengkakan," ungkapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikut....
(sip/apl)