CY, bocah 14 tahun mengalami pembengkakan kelamin usai menjalani operasi usus buntu di RSMH Palembang. Kondisi kesehatan CY pun saat ini semakin memburuk.
Ana, ibu CY, berharap anaknya masih bisa sembuh. Dia mengancam apabila hal-hal yang tak diinginkan terhadap anaknya, Ana akan membawa kasus dugaan malpraktik tersebut ke jalur hukum.
"Kondisinya (pasien) saat ini masih drop, karena dia masih kekurangan darah, karena darah yang keluar tuh kan banyak ya," kata kuasa hukum Ana, Novel dikonfirmasi detikSumut, Senin (13/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak keluarga, kata dia, saat ini masih mencari pendonor darah untuk pasien sebanyak dua kantong. Permintaan tambah darah itu, katanya, seperti apa yang disampaikan dokter yang menangani pasien. Dia juga membenarkan jika Ana sendiri merupakan buruh yang bekerja di RSMH sebagai pramubakti.
"Kita masih mencari donor darah AB+ sebanyak dua kantong, karena katanya kekurangan darah. Ibunya pasien ini kan kerja sebagai buruh di sana (RSMH)" katanya.
Meski kondisi pasien bisa berkomunikasi dengan baik, katanya, sejak masuk dan dirawat kembali setelah operasi kedua di RS tersebut, kondisi pasien sampai sejauh ini belum menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik.
"Kalau ngobrol bisa, tapi ngedroplah, kondisinya masih lemas. Makan agak susah juga, belum normal," katanya.
Dia mengklaim, sejauh ini pelayanan RSMH terhadap anak kliennya itu baik-baik saja. Namun, pelayanan baik itu berjalan sesudah informasi dugaan malpraktik itu sebelumnya dipublikasi oleh media. Karena menurutnya pelayanan saat ini, itu berbeda seperti sebelum isu ini menjadi viral.
"Saat ini (pasien) masih dirawat di rawat inap. Nah kalau untuk pelayanannya, semenjak diangkat media online ini, kayaknya diperhatiin, kemarin nggak. Semenjak viral ini, diperhatiin. Ada kurang darah, cepet dicariin. Kalau kemarin kan nggak dilayani secara layaknya seorang pasien kan. Sekarang semuanya berubah," ungkapnya.
Dia mengakui sudah mensomasi RSMH atas dugaan malpraktik tersebut. Dia berharap RSMH dapat memberikan pelayanan yang baik hingga pasien bisa dinyatakan benar-benar sembuh dari penyakit sebelum dipersilahkan pulang ke rumah.
"Harapan kita dari somasi itu biar pihak rumah sakit dapat melayani bahwa seorang pasien itu minta sembuh dari penyakitnya, bukan sakitnya bertambah. Karena kejadian efek dari operasi (pertama) itu mungkin ada usus yang belum tersambung dan mengeluarkan bau-bau tak sedap (membusuk)," terangnya.
"Kita meminta perobatan sampai dengan selesai, sampai pasien sembuh lah ya. Maaf kata jangan sampai ada lagi kesalahan dalam organ tubuh pasien, itu yang sebenarnya keluarga inginkan," tambahnya.
Selengkapnya di Halaman Selanjutnya....
"Kalau memang tidak ada tindaklanjutnya dan terjadi hal-hal yang tak diinginkan misalnya maaf kata anak itu sampai cacat, maka kami akan pakai jalur hukum kalau tidak ada respon tanggung jawabnya," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSMH Palembang, Marta Hendry pun menjelaskan kondisi pasien tersebut saat ini. Menurutnya, sejak dirawat kembali hingga saat ini kondisi pasien sudah mulai membaik.
"Pasien sudah membaik, sudah bisa duduk dan buang air besar. Laboratorium juga menunjukkan perbaikan. Luka juga sudah mulai membaik. Kita berikan tatalaksana yang standar," kata Marta, dikonfirmasi detikSumut, terpisah.
Artikel menarik lainnya baca di Google News.
Simak Video "Video: Kasus Pembacokan Pengantin Pria di Palembang Disebut karena Dendam"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)