Pesawat Susi Air dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Bandara Paro, Nduga, Papua Tengah. Pilot dan penumpang dilaporkan menghilang dan diduga disandera.
Dilansir detikSulsel, hal ini dibenarkan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa. Pesawat Susi Air yang dipiloti Captain Philips berkebangsaan Selandia Baru itu dibawa KKB yang dipimpin Egianus Kogoya (EK).
"(Pilot Pesawat Susi Air) Dibawa kelompok EK," ujar Muhammad Saleh kepada detikcom, Selasa (7/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhammad Saleh mengatakan penumpang pesawat juga dibawa KKB. Namun dia tidak menjelaskan kondisi terkini pilot dan penumpang pesawat Susi Air tersebut.
"Sedang kita cek berapa orang yang dibawa EK," terang dia.
Sebelumnya diberitakan, Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri membenarkan adanya laporan pesawat Susi Air yang dibakar KKB.
"Memang benar ada laporan tentang pesawat milik Susi Air yang dibakar KKB di Paro, Kabupaten Nduga," kata Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri dilansir Antara, Selasa (7/2) seperti dikutip dari detikNews.
Pesawat itu membawa lima penumpang, termasuk seorang bayi. Pesawat jenis Pilatus Porter terbang dari Timika pukul 05.33 WIT dan dijadwalkan tiba ke Bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.40 WIT.
"Dari pengecekan yang dilakukan dari udara, terlihat pesawat terbakar di ujung lapangan terbang Paro," jelas Fakhiri.
Penjelasan Pihak Susi Air
Pihak Susi Air menegaskan pesawat itu mendarat dan terparkir dengan aman. Dia memastikan kebakaran pesawat bukan karena adanya gangguan teknis.
Representatives Susi Air, Donal Fariz mengatakan pihaknya sedang mencari tahu penyebab terbakarnya pesawat. Termasuk dugaan sabotase kelompok tertentu.
"Kami bersama otoritas terkait sedang mencari tahu apakah ada sabotase dari kelompok tertentu untuk melakukan pembakaran," papar Donal.
Pihaknya juga tengah berupaya mencari informasi keberadaan pilot dan penumpang. Dia berharap aparat penegak hukum menindaklanjuti peristiwa ini.
"Susi Air terus berupaya mencari keberadaan pilot dan penumpang lainnya karena hingga saat ini belum bisa dihubungi," tuturnya.
"Kami berharap otoritas berwenang bisa bergerak cepat untuk menemukan pilot dan penumpang," terang dia.