Alumni SMA Negeri (SMAN) 1 Kota Semarang protes kepada kepala sekolah karena penebangan puluhan pohon randu berusia tua di lingkungan sekolah tersebut. Pihak SMAN 1 Semarang memberi penjelasan, bahkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga turut angkat bicara.
Penjelasan Kepsek
"Kena pagar sekolah dan mobil, kebetulan punya alumni. Kemudian kami berpikir dilakukan pemotongan ranting supaya tidak menimbulkan bencana berikutnya," kata Kepala SMAN 1 Kota Semarang, Kusno.
Hal ini disampaikan dalam momen mediasi dengan Aljiro atau Alumni Siji Loro (dulu SMAN 1 dan 2 Semarang menjadi satu, red) yang diketuai oleh Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji, Senin (30/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sambutannya, Kusno sembari memperlihatkan foto ranting menimpa mobil. Kusno menjelaskan ranting pohon yang patah menimpa kendaraan maupun rumah warga. Selain itu ada permintaan warga terkait pohon yang rawan tumbang.
Kusno menjelaskan dia telah menggelar rapat yang dihadiri Babinsa dan Bhabinkamtibmas terkait penebangan pohon-pohon tua itu. Selain itu penebangan pohon juga dilaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Menurutnya setelah pohon-pohon ditebang, maka penggunaan lapangan di sekitarnya akan dimaksimalkan. Wilayah itu, kata Kusno juga bakal direboisasi.
"Setelah pohon dipotong ada rancang bangun agar lapangan bisa lebih berdaya guna," ujarnya.
Penebangan Pohon Dihentikan
Usai audiensi, Kusno mengatakan pihaknya berupaya menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Menurutnya, pertemuan cukup produktif yang kemudian salah satu keputusannya menghentikan penebangan pohon untuk pohon yang masih berdiri.
"Dihentikan, sudah selesai dan akan ditata ulang lingkungan untuk kebutuhan siswa. Untuk olahraga, ujian," kata Kusno.
Halaman selanjutnya, protes alumni dan komentar Ganjar.
Alumni Pertanyakan Penebangan Pohon
Dewan Penasihat Aljiro Alumni Tahun 1969, Farid Widodo, menegaskan seharusnya pihak sekolah berkomunikasi dengan berbagai pihak termasuk Balai Cagar Budaya sebelum melakukan penebangan pohon. Sebab, keberadaan pohon-pohon itu masih terkait dengan gedung yang jadi cagar budaya.
Alumni Aljiro Tahun 1983, Nunus Aryo, menambahkan pohon tersebut usianya sudah lebih dari 50 tahun bahkan mungkin ratusan tahun. Jika dikomunikasikan dengan benar, seharusnya ada antisipasi bahaya tanpa harus menebang habis pohon.
"Kita punya HSE (Health, Safety, and Environment) atau K3 (keselamatan dan kesehatan kerja), jalankan. Misal sebelum musim hujan ranting dipapas. Ini berapa miliar kalau dijual, jangan harganya ya, ini lihat umurnya," jelas Nunus.
Nunus mengatakan upaya hukum terkait kasus ini menjadi pilihan karena nilai histori pohon-pohon tersebut. Meski begitu, dia tak menutup kemungkinan kasus ini diselesaikan kekeluargaan.
Komentar Ganjar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut angkat bicara soal penebangan pohon-pohon di SMAN 1 Kota Semarang. Ganjar mempertanyakan alasan penebangan pohon itu.
"Iyo sing nebangi sopo (iya yang menebangi siapa). Kemarin saya lagi tanya, kenapa ditebangi gitu. Pohon tinggi-tinggi kok ditebangi mau dibuat apa sih gitu," kata Ganjar saat ditemui wartawan usai melakukan groundbreaking Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kabupaten Magelang, Selasa (31/1).
"Saya lagi minta untuk dicek. Mbok kalau ada pohon tinggi-tinggi itu dieman-eman (disayang) gitu lho. Karena kita nanem (menanam) itu kan lama ya, lama sekali. Ya nanti saya ceknya. Kemarin sudah dapat laporan saya," imbuh Ganjar.
Ikuti berita lainnya dari detikJateng di Google News.
Simak Video "Video: Heboh Pernikahan Anak di Lombok Berujung Ortu Pengantin Dipolisikan"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)