Selebaran edaran imbauan kewaspadaan terhadap penculikan anak yang dibuat seorang kepala desa di Klaten viral berujung klarifikasi dan permintaan maaf. Selebaran itu disebut berdasarkan edaran Polri, namun polisi membantah soal adanya edaran itu.
"Padahal dari Polres tidak mengeluarkan edaran yang tertera di selebaran Kades tersebut," jelas Kasi Humas Polres Klaten Iptu Abdillah kepada detikJateng, Sabtu (28/1/2023).
Selebaran itu dibuat Kades Mendak, Kecamatan Delanggu, Agung Hartana. Abdillah menjelaskan, setelah selebaran Kades itu menyebar luas, Polres Klaten kemudian memberikan saran terhadap Kades.
"Polres tidak menegur tapi hanya memberikan saran. Sebab selama ini di Klaten tidak ada penculikan anak, termasuk di desa itu sendiri," kata Abdillah.
Abdillah menyebut selebaran kades itu justru bisa membuat warga resah dan panik. Agar tidak semakin memicu keresahan di masyarakat, Kades akhirnya membuat klarifikasi.
"Jadi warga pada panik. Biar tidak panik Kades memberikan klarifikasi keterangan seperti itu," lanjut Abdillah.
Menurut Abdillah, kewaspadaan kamtibmas itu perlu untuk mencegah terjadinya kejahatan. Tetapi tidak perlu panik.
"Waspada perlu tapi tidak perlu panik. Hikmahnya mari kita semua waspada terhadap lingkungan dan mari kita jaga Klaten yang aman dan nyaman," pungkas Abdillah.
Terpisah, Kades Mendak, Agung Hartana membenarkan yang memberikan klarifikasi di video viral itu dirinya, terkait selebaran waspada penculikan.
"Edaran itu untuk warga desa saya, bukan untuk warga lain. Kebetulan imbauan itu tertulis dari Polri padahal itu harusnya imbauan kepala desa," jelas Agung saat diminta konfirmasi detikJateng, Sabtu (28/1).
Diberitakan sebelumnya, selebaran edaran imbauan kewaspadaan terhadap penculikan yang dibuat seorang kepala desa di Klaten viral. Setelah viral, sang kades akhirnya memberi klarifikasi dan meminta maaf.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Akhir Kisah Pemulung Penculik Anak di Jakpus Berujung Jadi Tersangka"
[Gambas:Video 20detik]