Abu Bakar Ba'asyir ikut demonstrasi di Bundaran Gladak, Kota Solo. Massa menggelar unjuk rasa mengecam pembakaran Al-Qur'an di Swedia.
Dari pengamatan detikJateng, ini merupakan aksi turun ke jalan pertama kali yang diikuti Ba'asyir setelah bebas dari penjara pada 2021 lalu terkait kasus terorisme.
Dalam aksi itu Abu Bakar Ba'asyir juga sempat berorasi. Naik mobil komando, Ba'asyir berorasi mengecam perbuatan politisi partai sayap kanan Swedia, Stram Kurs bernama Rasmus Paludan yang membakar kitab suci Al-Qur'an beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada hari ini, kita datang ke sini untuk membela kitab suci Allah yang dilecehkan oleh orang-orang kafir," kata Ba'asyir saat orasi, Jumat (27/1/2023).
Demonstrasi diikuti ratusan massa ormas Islam di Solo yang dikoordinasi oleh Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS). Selain berorasi, massa juga membentangkan sejumlah spanduk.
Salah satu pengurus DSKS, Endro Sudarsono mengatakan ada lima tuntutan yang disampaikan dalam aksi demo itu.
"Pembakaran Al-Qur'an tersebut sebagai bentuk Islamofobia akut, dan kejadian tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun," kata Endro.
![]() |
Berikut lima tuntutan massa dalam aksi tersebut:
1. Mengutuk keras perbuatan Rasmus Paludan yang telah membakar Al-Qur'an di Swedia.
2. Mendesak Pemerintah Swedia meminta maaf kepada umat Islam serta segera mengambil langkah tegas dan tuntas atas perbuatan warganya yang dinilai telah melakukan penodaan terhadap agama Islam dan melanggar HAM tentang kebebasan beragama.
3. Meminta PBB ikut peduli dan bertindak nyata terhadap Pemerintah Swedia. Resolusi PBB 15 Maret 2022 telah menegaskan dunia harus bertempur melawan Islamofobia.
4. Mendesak Pemerintah Indonesia untuk memanggil Duta Besar Swedia dan menyampaikan kecaman atas terjadinya pembakaran Al-Qur'an. Bila perlu memulangkan Duta Besar Swedia untuk Indonesia ke negara asalnya serta meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk memutus hubungan diplomatik dengan negara Swedia.
5. Mengajak seluruh masyarakat internasional khususnya muslimin di dunia untuk memboikot produk negara Swedia.
(rih/sip)