Suasana Pasar Kepek, Sewon, Kabupaten Bantul, tengah riuh, Kamis (26/1). Mereka ramai membicarakan A (38), pria yang selama ini jadi 'penunggu' pasar itu akhirnya dipertemukan dengan keluarganya di Klaten.
A ternyata warga Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Dia kabur dari rumah saat masih anak-anak karena takut disunat.
Di tengah obrolan tentang A, tiba-tiba ada seorang pedagang yang berteriak menyebut dapat panggilan video melalui WhatsApp. Ternyata, panggilan video itu dari A yang saat itu sedang mereka bahas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sontak sejumlah pedagang pun berkerumun untuk mengetahui kabar terkini dari A secara langsung.
"Iki (ini) A video call," kata seorang pedagang perempuan di Pasar Kepek, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Kamis (26/1/2023).
Para pedagang lain pun menyemut. Mereka tampak antusias saat menanyakan kabar A. "Wah, ketok bagus saiki (wah kelihatan ganteng sekarang). Lagi ngopo, A? (Lagi ngapain)," tanya mereka.
Salah satu pedagang Pasar Kepek, Asih (47) mengaku senang bisa mengetahui kondisi A melalui video call. Menurutnya, A bisa melakukan video call karena salah satu saudaranya bertukar kontak dengan pedagang Pasar Kepek.
"Salah satu pedagang kan ada yang minta nomor keluarga A, jadi bisa video call," kata Asih.
25 Tahun Tinggal di Pasar Kepek
Pedagang lain bernama Partilah (52) mengaku sudah mengenal A sejak pertama kali berjualan yakni tahun 2014. Namun, Partilah mengaku tidak tahu pasti awal mula A bisa tinggal di Pasar tersebut selama 25 tahun.
"Pedagang yang jelas tidak tahu awal mula bocah e (A) dari mana, tahu-tahu sudah ada di pasar," kata Partilah.
Wanita berhijab biru dongker ini melanjutkan, A adalah sosok yang bersahabat dengan sebagian besar pedagang Pasar tersebut. Sebab, A kerap membantu pedagang jika dibutuhkan.
"Sering bantu pedagang sini, seperti diminta tolong mengantar belanjaan mau. Tapi ya tergantung moodnya (suasana hati). Kadang semangat kadang hanya duduk saja di pasar seharian," ujarnya.
Sudah Dianggap Keluarga
Partilah pun merasa kehilangan saat A dijemput pihak keluarga kemarin, Rabu (25/1) siang. Meski begitu, di sisi lain Partilah turut bahagia A bisa kembali berkumpul dengan keluarga yang mencarinya selama 25 tahun.
"Ya kemarin itu sedih, haru biru Mas saat A pulang. Kami menganggap A juga sebagaimana anggota keluarga. Tidak melihat seperti apa A, dia itu tidak nakal juga dan suka membantu di sini," ujarnya.
Pedagang mengenang kedatangan A ke Pasar Kepek 25 tahun silam. Simak di halaman berikutnya.
Datang Berseragam Pramuka
Pedagang lainnya, Asih (47) mengaku sempat mengetahui masa kecil A di Pasar Kepek. Sebab, Asih sudah berjualan di Pasar tersebut sejak tahun 90-an. Asih juga sempat mendengar penyebab A sampai ke Pasar Kepek.
"Saya pernah tanya-tanya dan ceritanya dulu itu dia mau disunat terus lari sama temannya namanya Abadi ke Stasiun Balapan, kalau dulu kan tidak ketat mau naik kereta dan ini nggandul," ucap Asih.
"Nah, satu (A) lari ke Jogja, satunya pulang, terus dicari-cari si A itu sama keluarganya tidak ketemu dan sampai Pasar Kepek ini. Terus di sini sejak umur 7 tahun, kata Pak Dukuh itu dulu A pakai seragam Pramuka saat datang ke sini," imbuh Asih.
Selama tinggal di Pasar Kepek, Asih menyebut A sering mendapatkan makanan dari pedagang maupun pembeli. Selain itu, A juga kerap membantu pedagang pasar.
"Selama itu (25 tahun) ya tinggal di Pasar Kepek, makan di pasar dan tidur di los yang dia suka. Makannya sehari-hari ya dari orang pasar, baik dari pedagang dan orang yang belanja. Karena orangnya tidak neko-neko, tidak nakal, jadi masih seperti anak kecil itu (perilakunya)," ucapnya.
Idap Diabetes
Asih juga bercerita beberapa hari lalu A sempat mengalami sakit dan oleh para pedagang diperiksakan ke puskesmas. Ternyata A mengidap diabetes.
"Kemarin kan sempat dibawa ke puskesmas, ternyata gula darahnya tinggi. Di sini juga banyak yang merawat karena kakinya (A) bengkak," ujarnya.
"Terus dibawa yang kedua kali juga masih ingat lokasi puskesmasnya, jadi daya ingat masih bagus. Jadi kalau dibilang gangguan jiwa saya kira tidak, hanya sejak kecil tidak ada interaksi dan pendidikan," imbuh Asih.
Bahkan, setelah divonis diabetes, A disiplin dalam memilih makanan yang dikonsumsi. Seperti halnya mengurangi minuman yang manis-manis.
"Tapi setelah divonis gula makannya disiplin, jadi kan motoriknya jalan itu tandanya, bisa mengingat apa yang boleh dimakan dan tidak selama sakit," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kepulangan A ke Klaten ternyata berawal dari tetangganya yang mengenali sosok A melalui salah satu channel YouTube.
"Awalnya dari channel YouTube Sinyo (Sinyo Official) yang dilihat seorang warga, Slamet. Slamet itu teman main A saat kecil," ungkap tetangga sebelah rumah A, Fathan (45) kepada wartawan, Rabu (25/1).
Video di channel YouTube itu pun terus menyebar ke warga dan akhirnya sampai juga ke kakak A yang berinisial D.
Warga lalu menghubungi pemilik channel YouTube Sinyo Official. Setelah itu, dia berkoordinasi dengan keluarga, RT, RW, dan desa.
Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)