Seorang wanita di Australia, Pamelia J, mengidap kondisi langka gigantomastia yang membuat payudaranya tak berhenti tumbuh. Pamelia hingga harus mencari pertolongan medis karena sejumlah keluhan pada tubuhnya.
Dikutip dari detikHealth, Jumat (20/1/2023), ia juga dirujuk ke ahli bedah setelah payudaranya berubah dari ukuran bra cup J menjadi cup M, tumbuh selebar 14 cm dalam delapan bulan. Lingkar dadanya juga membesar dari 39 inci (100 cm) menjadi 51 inci (130 cm).
"Itu sangat tidak nyaman, sangat berat, dan aku bisa sangat sakit. Aku kesulitan mencari pakaian yang cocok dan aku akhirnya hanya memakai t-shirt longgar," katanya, demikian dilansir Dailystar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjelasan tentang Gigantomastia
Dikutip dari Healthline, gigantomastia adalah kondisi langka yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada payudara wanita. Seseorang yang mengidap kondisi ini akan mengalami pertumbuhan payudara yang cepat dan tidak proporsional.
Kecepatan pertumbuhan payudara dapat bervariasi, dari beberapa minggu hingga tahun. Gigantomastia dianggap sebagai kondisi jinak (non-kanker), yang dapat melumpuhkan secara fisik jika tidak diobati.
Sementara itu dalam beberapa kasus, penderita gigantomastia bisa sembuh dengan sendirinya. Namun banyak wanita dengan gigantomastia perlu menjalani operasi pengecilan payudara atau mastektomi.
Gejala Gigantomastia
Gejala utama gigantomastia adalah pertumbuhan jaringan payudara yang berlebihan pada satu payudara (unilateral) atau kedua payudara (bilateral). Pertumbuhan dapat terjadi secara perlahan selama beberapa tahun.
Pada beberapa wanita, pertumbuhan payudara terjadi dengan cepat hanya dalam beberapa hari atau minggu.
Gejala gigantomastia lainnya meliputi:
- Nyeri payudara (mastalgia)
- Nyeri pada bahu, punggung, dan leher
- Kemerahan, gatal, dan hangat pada atau di bawah payudara
- Postur tubuh yang buruk
- Infeksi atau abses
- Hilangnya sensasi puting
- Masalah nyeri dan postur biasanya disebabkan oleh kelebihan berat payudara.
- Penyebab Gigantomastia
- Penyebab gigantomastia sampai saat ini masih belum diketahui; Namun, para peneliti berpikir kondisi itu mungkin dipengaruhi oleh:
- Perubahan hormon (seperti saat pubertas atau kehamilan).
- Obat-obatan seperti penicillamine atau bucillamine.
- Kondisi autoimun seperti lupus atau radang sendi.
- Obesitas ekstrem.
- Genetika.
(sip/sip)