Cerita Kerukunan Warga Pecinan Solo, Saling Jaga Saat Konflik

Cerita Kerukunan Warga Pecinan Solo, Saling Jaga Saat Konflik

Tara Wahyu NV - detikJateng
Kamis, 19 Jan 2023 17:49 WIB
Kampung Balong di Kelurahan Sudiroprajan, Jebres.
Kampung Balong di Kelurahan Sudiroprajan, Jebres, Solo, Kamis (19/1/2023). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Solo -

Peristiwa tahun 1998 di Kota Solo masih membekas dalam ingatan Donny Mahesa Widjaja (48), warga keturunan etnis Tionghoa yang tinggal di Kampung Balong, Kelurahan Sudiroprajan, Jebres. Donny melihat dengan mata kepalanya sendiri kerusuhan yang terjadi di Matahari Singosaren dan Pasar Legi.

Donny bercerita, waktu itu dirinya sedang mengendarai sepeda motor ke Pasar Legi. Saat itu dirinya berusia 23 tahun.

"Pas itu jam-jam menjelang kerusuhan itu, saya lihat di sepanjang jalan di Coyudan itu banyak orang hiruk pikuk seperti ketakutan menutupi pintu," kata Donny ditemui di rumahnya, Kamis (19/1/2023).

Dirinya melintasi Matahari Singosaren sampai perempatan Pasar Pon melihat adanya kebakaran. Namun ia belum menyadari terjadinya kerusuhan itu.

"Saya belanja ke Pasar Legi, di Pasar Legi baru dengar kerusuhan, obong-obongan (bakar-bakaran) masih belum ngeh (tahu) juga masih sempat belanja dan pulang ke rumah orang-orang sudah pada tahu infonya," cerita dia.

Pada saat yang sama, orang-orang Kampung Balong mendengar bahwa massa akan mendatangi Kampung Balong. Namun, sebelum massa tiba, warga mendapatkan instruksi untuk memblokade jalan.

"Gerombolan orang yang perusakan itu belum sampai, nggak berapa lama ada instruksi untuk ngeblok jalan di pertigaan Pasar Gede," ungkapnya.

Massa, kata Donny, lewat dari barat ke timur sampai ketemu barisan dari warga Balong. "Kita ngeblok pakai kursi, meja, yang bisa kita taruh di situ. Sampai mereka nggak bisa masuk ke sana," lanjutnya.

Saat itulah Donny merasakan betapa rukunnya warga di Pecinan Solo. Kala itu warga pribumi dan warga keturunan Tionghoa bersatu padu memblokade jalan menuju Kampung Balong.

"Ya peristiwa itu berlangsung sampai tiga hari, tiga hari mencekam," ungkapnya.



Simak Video "Suasana Ngabuburit Bernuansa Pecinan di Kawasan Kya-Kya Reborn "
[Gambas:Video 20detik]
(rih/dil)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT