Gunung api Dieng saat ini berstatus waspada. Pos Pengamatan Gunung Api Dieng melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada anak sekolah.
Sosialisasi yang dilakukan bersama mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) ini menyasar semua siswa SD yang ada di sekitar gunung api Dieng.
"Sosialisasi ini menyasar anak-anak SD di sekitar gunung api Dieng. Seperti di Pekasiran, Kepakisan, Batur, dan Dieng," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Surip, saat ditemui di kantornya, Kamis (19/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sosialisasi ini, pihaknya mengenalkan soal mitigasi bencana gempa bumi dan bencana gunung api. Diharapkan nantinya jika terjadi hal yang tidak diinginkan bisa melakukan evakuasi secara mandiri.
"Kami mengenalkan seperti apa mitigasi bencana gempa bumi dan gunung api sejak dini. Harapannya nanti evakuasi bisa dilakukan sendiri tanpa tergantung dari orang lain," jelasnya.
Sosialisasi yang dilakukan sejak Selasa (17/1) akan terus digencarkan. Termasuk nantinya menyasar kalangan ibu-ibu dan kelompok masyarakat lainnya.
"Sosialisasi ini akan terus kami lakukan. Bukan hanya pada anak-anak tetapi juga orang dewasa. Nanti juga melibatkan pihak kesehatan. Termasuk melakukan simulasi," ujarnya.
Untuk diketahui, status gunung api Dieng naik dari normal menjadi waspada. Naiknya status tersebut menyusul peningkatan aktivitas vulkanik yang ditandai dengan kejadian gempa tektonik lokal sejak Senin (9/1).
"Peningkatan aktivitas gunung api Dieng dari level I (normal) menjadi level II (waspada) sejak kemarin malam, (Jumat) pukul 23.00 WIB," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Andri Sulistyo saat dihubungi detikJateng, Sabtu (14/1).
Masyarakat dilarang beraktivitas atau menggali tanah di sekitar Kawah Timbang dengan radius 500 meter. Sedangkan untuk Kawah Sileri radius aman berjarak 1 kilometer dari bibir kawah.
(rih/sip)