Puluhan Sapi di 20 Kecamatan Sragen Positif LSD, 3 Dilaporkan Mati

Puluhan Sapi di 20 Kecamatan Sragen Positif LSD, 3 Dilaporkan Mati

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Senin, 16 Jan 2023 14:23 WIB
Sapi milik Mahfud Effendi, warga Tegalgiri, Nogosari, Boyolali yang terkena virus LSD, Rabu (21/12/2022).
Ilustrasi penyakit kulit atau LSD pada sapi. Foto: Jarmaji/detikJateng
Sragen -

Puluhan sapi di Kabupaten Sragen positif virus Lumpy Skin Disease (LSD). Bahkan ada tiga ekor sapi yang mati usai terkena LSD dan juga PMK. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Sragen Eka Rini Mumpuni Titi Lestari mengatakan sapi yang terinfeksi LSD tersebar di hampir 20 kecamatan.

"Data per Kamis (12/1) minggu lalu, ada 60 ekor sapi positif, merata di hampir 20 kecamatan. Kita masih lihat perkembangan terus-menerus. Tim masih terus bergerak di lapangan," kata Eka saat dihubungi awak media, Senin (16/1/2023).

Sapi yang terpapar LSD dapat dilihat dari kondisi fisiknya, biasanya muncul benjolan di sekujur tubuh sapi hingga kaki bengkak. Penularan LSD ini biasanya melalui liur, kotoran hewan, dan serangga seperti nyamuk hingga lalat sebagai vektor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyakitnya tidak menular ke manusia. Tapi bisa menular ke sapi lainnya," ucapnya.

Dari data yang dia terima, ada tiga sapi LSD yang dilaporkan mati. Namun sapi yang mati itu selain terpapar LSD, juga terpapar PMK. Sehingga Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sragen, belum dapat memastikan penyebab pasti kematian tiga sapi itu.

ADVERTISEMENT

Penanganannya sendiri, pihak yang menemukan sapi terpapar LSD akan memberikan obat. Selain itu, sebanyak 4 ribu vaksin dari Kementerian Pertanian tengah disiapkan.

"Penanganannya begitu terkena LSD diobati, kandang selalu dibersihkan, bisa juga dengan pengasapan, kasih kelambu juga bisa," ujarnya.

Untuk sapi yang terpapar atau pernah terpapar LSD masih bisa diperjualbelikan. Namun karena penyakit itu bisa dilihat kasat mata, harga sapi akan anjlok. Penjualan di pasar hewan sendiri, dia meyakini hanya ada sapi sehat, karena di sana ada pengawasan dari dinas.

Untuk dagingnya sendiri, sapi terkena LSD belum ada aturan pasti boleh dikonsumsi atau tidak. Namun dia menyarankan, agar tidak mengolah dan mengonsumsi daging sapi yang terpapar LSD.

Daging yang terpapar LSD itu dapat dikenali dari struktur dagingnya. Ia mengatakan, daging sapi terpapar LSD tidak semulus dan sebagus sapi sehat.

"Beberapa referensi yang saya baca, daging sapi yang terserang LSD kadar proteinnya sudah menurun, disarankan tidak dikonsumsi. Tidak ada referensi yang menyampaikan boleh atau tidak dikonsumsi," pungkasnya.




(apl/ams)


Hide Ads