Banjir bandang menerjang Kecamatan Tembalang, Semarang, Jumat (6/1) pekan lalu. Dua orang tewas akibat banjir yang dipicu jebolnya tanggul Sungai Babon ini.
Korban tewas pertama di Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh. Korban kedua ada di Kelurahan Rowosari. Dua wilayah itu terkena limpasan Sungai Babon. Adapun banjir bandang di kawasan perumahan Dinar Indah diperparah dengan tanggul yang jebol.
Usai banjir itu, Pemerintah Kota Semarang menyoroti perizinan pembangunan perumahan, termasuk Perumahan Dinar Indah. Aparat hukum dilibatkan dalam evaluasi perizinan tersebut.
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui perizinan mendirikan perumahan memang banyak. Dia menegaskan perumahan harus dilengkapi fasilitas pendukung untuk umum.
"Kami akan meninjau kembali izin-izin yang ada dan melihat perumahan-perumahan baru ini berizin atau tidak," kata Plt Wali Kota yang akrab disapa Ita dalam keterangannya, Kamis (12/1/2023).
Soal perumahan Dinar Indah, Ita menyatakan pengembang yang belum diketahui keberadaannya itu harus ditemukan. Warga juga diminta bersedia direlokasi. Sebab lokasi perumahan itu berisiko, yaitu tepat di belokan Sungai Babon atau biasa disebut Sungai Pengkol.
"Kalau masalah Dinar Indah ini kan sudah jadi problem bertahun-tahun dari 2019, 2021, dan 2023 ini kan yang paling besar kerugiannya. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, warga harus pindah," ujar Ita.
Ita mengatakan upaya relokasi itu butuh serangkaian proses, termasuk harus mencari dahulu di mana keberadaan pengembang perumahan Dinar Indah saat ini.
Pengembang 'Hilang' Sejak 2013
Pengembang perumahan Dinar Indah belum diketahui keberadaannya hingga sekarang. Menurut warga Dinar Indah, Seno, pengembang sudah tidak terlihat sejak banjir pertama pada 2013.
"Sudah tidak pernah ketemu sama warga sama sekali. Sejak banjir pertama dulu. Ini sudah sekitar keempat kalinya, ini memang paling parah," kata Seno.
Perumahan Dinar Indah punya alarm peringatan banjir dan berbunyi saat kejadian pada Jumat (6/1). Saat itu warga bergegas menyelamatkan diri, tapi mendadak air bah datang dari tanggul yang jebol.
Sebanyak 147 warga terdampak banjir itu dan satu warga meninggal. Tanggul yang jebol kini ditambal karung pasir dan disangga bambu. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sempat meninjau Dinar Indah dan tanggul sungai yang jebol itu.
"Kalau kita lihat jebolnya tembok yang di sebelah itu sampai bobol itu ada dua tembok yang bawahnya itu terlihat agak kokoh, nah yang atasnya itu ada tambahan saja, tambahannya ini kayak nggak niat," kata Ganjar dalam keterangannya, Kamis (12/1).
"Ini sayangnya pengembangnya sudah tidak ada. Jika sudah diserahkan kepada pemerintah ya pemerintah mesti membereskan ini," imbuh Ganjar.
Simak Video "Cerita Warga Korban Banjir Bandang di Semarang, Harta Benda Ludes"
[Gambas:Video 20detik]
(dil/dil)