Meski Nyaman Tinggal di Hutan, Mbah Darman Mau Pindah ke Desa Ngrawoh Blora

Meski Nyaman Tinggal di Hutan, Mbah Darman Mau Pindah ke Desa Ngrawoh Blora

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Sabtu, 07 Jan 2023 14:18 WIB
Mbah Darman (77) dan keluarga puluhan tahun tinggal di hutan Desa Ngrawoh, Blora. Foto diambil Jumat  (6/1/2023).
Mbah Darman (77) dan keluarga puluhan tahun tinggal di hutan Desa Ngrawoh, Blora (Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng)
Blora -

Keluarga Darman dan Sukimin sudah puluhan tahun tinggal di hutan Desa Ngrawoh, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Pemerintah Desa Ngrawoh pun tengah menyiapkan relokasi untuk keluarga ini agar hidup di perkampungan. Apa tanggapan keduanya?

"Sebenarnya kalau ada tetangganya, enak di sini (hutan) saja," ujar Darman saat ditemui di rumahnya, Jumat (6/1/2023).

Kakek berusia 77 tahun ini tinggal di hutan sejak tahun 1965 lalu. Selama itu, ia bertahan hidup di hutan dengan bercocok tanam di lahan hutan tanpa listrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehari-hari penerangan di rumahnya hanya lampu sentir atau teplon yang terbuat dari kaca berisi minyak tanah dan diberi sumbu. Dia bermukim di hutan petak 147 RPH Ngrawoh, BKPH Ngandong, KPH Ngawi, turut Desa Ngrawoh RT 13 RW 01. Darman pun akhirnya mau pindah ke desa setelah beberapa kali dibujuk oleh Kades Ngrawoh.

"Kalau saya ya tidak berat hidup di hutan. Sudah biasa, nyaman. Rencana mau dipindah ke desa malah baik, dipikir (diperhatikan) sama Pak Lurahnya (kades)," ucap Darman.

ADVERTISEMENT

Darman memiliki riwayat sakit di bagian kaki kanannya. Kaki kanannya itu mengecil sehingga membuatnya kesulitan berjalan dan harus dibantu tongkat.

Meski begitu, Darman mengaku jika sakit turun dari hutan ke desa untuk membeli obat. Dia pun menyambut baik rencana pemindahannya ke kampung Ngrawoh.

"Seumpama kepala pusing, kalau manggil-manggil (tetangga) gitu dekat. Saat ini kalau sakit ya di Ngrawoh, misal pusing di bawa rumah sakit kan dinaikkan kendaraan dari desa," ucap Darman.

Sehari-hari Darman tinggal bersama istrinya Wagiyem dan adik iparnya Karinem. Rumah yang dihuninya berupa potongan-potongan papan kayu yang ditempelkan dijadikan sebagai tembok, masih berlubang sehingga tidak tertutup sempurna.

"Kabarnya mau dipindah di desa, entah dibuatkan rumah atau rumah ini dibawa ke sana ya tidak tahu," terangnya.

Hal senada juga disampaikan Sukimin yang tinggal berdekatan dengan Darman. Dia menerima keputusan Pemdes Ngrawoh dan senang segera memiliki banyak tetangga.

"Ya enak. Enaknya kan bisa dekat dengan rumah warga lainnya," jelas Sukimin.

Sebelumnya, Kades Ngrawoh Purwondo mengaku sudah beberapa kali membujuk Mbah Darman dan Sukimin untuk tinggal di kampung. Baru belakangan ini, keduanya mau turun dan dibujuk tinggal di kampung.

"Langkah Pemdes beberapa kali kita coba komunikasi dengan dua anggota keluarga itu, kita usahakan turun. Beberapa kali tidak mau, baru bulan-bulan kemarin beliau terbuka, mau diajak turun ke kampung," terang Kades Ngrawoh Purwondo kepada detikJateng, saat ditemui Jumat (6/1).

Kisah 2 keluarga hidup tanpa listrik di Hutan Blora, Kamis (6/1/2023).Kisah 2 keluarga hidup tanpa listrik di Hutan Blora, Kamis (6/1/2023). Keluarga Sukimin yang juga hidup berdampingan dengan Mbah Darman (Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng)

Purwondo berencana membuatkan tempat tinggal sementara bagi kedua warga tersebut. Oleh karena tidak memungkinkan membangun di tanah desa, pihaknya bakal membuatkan rumah di atas tanah Perhutani.

"Kami usulkan dari anggaran RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) daerah dan provinsi. Apabila tidak terealisasi, kami siapkan di perubahan Dana Desa," terangnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Embun Es di Jawa, Fenomena Langka di Dataran Tinggi Dieng"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)


Hide Ads