Badan Wakaf Indonesia (BWI) mendorong agar perguruan tinggi memiliki dana abadi dengan berwakaf. Nantinya, wakaf tersebut diinvestasikan dengan Sukuk Negara.
Hal itu diungkapkan Ketua Badan Pelaksana BWI, M Nuh di sela acara Wakaf Goes To Campus yang digelar di Undip Semarang. Ia mengatakan saat ini Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan perguruan tinggi dengan wakaf terbanyak yaitu Rp 200 miliar.
"Ada Unusa, lalu ITS sudah berwakaf Rp 50 miliar. IPB sudah berwakaf Rp 200 miliar, sampai sekarang (IPB) paling besar. (Untuk pengawasan) Di setiap (kampus) ada dewan pengawas syariah, ada auditnya," kata Nuh di Undip, Selasa (20/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, wakaf bisa dibelikan Sukuk Negara karena menurutnya risikonya sangat minim. Nuh menjelaskan jika diinvestasikan pada perusahaan, dana wakaf itu bisa hilang jika perusahaan tersebut bangkrut.
"Jadi itu (Sukuk) salah satu instrumen yang risk hampir zero," tegasnya.
"Harta wakaf ini kita belikan Sukuk surat utang negara berbasis syariah. Itu yang jamin Pemerintah. Dan bagi Pemerintah dipakai untuk membangun sekolah- sekolah. Insyaallah aman, kita juga nggak mau investasi yang gambling," imbuhnya.
Mantan Menteri Pendidikan itu menyebut dengan wakaf tersebut maka perguruan tinggi tidak hanya tergantung dari Pemerintah saja. Tapi ada juga dari masyarakat dengan berbasis keagamaan.
"Kita ingin ada gerakan baru, menyiapkan sarana dan prasarana melalui dana wakaf. Jadi tidak hanya dari pemerintah saja tapi masyarakat dengan basis keagamaan, yang dikemas dalam bentuk dana abadi. Perguruan top dunia pasti dana abadinya triliunan jadi ketergantungannya rendah karena sudah punya dana abadi sendiri. Hasilnya kita pakai untuk beasiswa atau untuk membangun," jelas Nuh.
Sementara itu Wakil Rektor 1 Undip, Faisal mengatakan dirinya berharap dengan wakaf tersebut bisa lebih mengembangkan Undip dan berguna nantinya.
"Insyaallah Badan Wakaf salah satu instrumen kita. Kita mendukung gerakan wakaf tujuannya untuk memakmurkan," kata Faisal.
(rih/ams)