Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian mengingatkan ancaman yang mengintai ruang siber khususnya di kalangan anak muda dan pelajar. Menurutnya, semakin tinggi pemanfaatan teknologi, maka semakin tinggi pula kerawanan ancaman teknologi.
"Semakin tinggi pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi dan semakin banyak juga kalian menggunakan smartphone dan sistem elektronik. Pada saat itu, sebenarnya muncul kerawanan dan ancaman yang bisa mengancam sistem elektronik," katanya di SMK Negeri 2 Solo, Selasa (13/12/2022).
Hinsa mengatakan ada dua serangan terjadi di ruang siber. Yang pertama serangan teknikal dan serangan bersifat sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk serangan teknikal yakni mengancam sistem elektronik. Sedangkan untuk serangan bersifat sosial yakni Menyerang persona manusia yang berinteraksi di ruang siber.
"Ada yang namanya propaganda, berita bohong, itu semua bisa mempengaruhi pikiran manusia. Makanya kalau di ruang darat, laut, udara kita diamankan oleh TNI. Untuk mengamankan ruang siber ini dikoordinasikan oleh Badan Siber dan Sandi Negara," kata dia.
Menurutnya, ancaman dunia siber tidak dikategorikan sebagai ancaman non militer atau militer. Namun, sebagai ancaman hybrid dimana bisa mengancam kontrol informasi kemudian spionase, dan sabotase.
Untuk itu, dirinya menegaskan pentingnya literasi di ruang siber terutama di kalangan para pelajar. Agar sadar adanya ancaman-ancaman tersebut.
"Ada istilah taktik devide et impera pada masa penjajahan, taktik ini bisa saja dilakukan di ruang siber lantaran masifnya informasi yang diterima masyarakat sebagai pengguna ruang siber," ungkapnya.
(aku/ahr)