Widiyatin Bukan ODGJ
Usai video Widiyatin marah-marah soal bansos itu viral, dia diisukan sebagai orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Keluarga pun membantahnya.
"Bukan (ODGJ), kondisinya sehat," kata kakak Widiyatin, Legiyem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal itu, Camat Manyaran Toto Tri Mulyarto membenarkan jika aksi protes terjadi saat pembagian bansos. Dia menerangkan peristiwa itu terjadi saat pembagian bansos warga Desa Gunungan pada Rabu (30/11) lalu sedangkan untuk Kelurahan Pagutan disalurkan sejak Senin (28/11) lalu.
Ada tiga jenis bansos yang disalurkan diantaranya BLT BBM, BPNT dan PKH.
"Saar itu saya sedang menghadiri undangan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri. Tapi saya mendapatkan laporan tentang hal itu," kata Toto.
Toto menerangkan Widiyatin pernah mendapatkan bansos yaitu PKH pada 2016-2021. Selain itu, Widiyatin pernah mendapatkan bansos BPNT. Berdasarkan catatan kecamatan, Widiyatin mendapatkan bansos itu hingga Mei 2022.
Selain itu, Marsusiati, keponakan yang masih satu KK dengan Widiyatin, pernah mendapatkan bansos.
Toto menuturkan, pada 2022 Widiyatin tidak mendapat bansos karena dari data BNBA (by name by address penerima bansos) tidak keluar namanya sehingga tidak bisa didaftarkan pemerintah kecamatan. Padahal nama Widiyatin sudah diusulkan.
"Kami di wilayah, bersama Ketua RT dan RW saat ada warga yang patut untuk diusulkan mendapatkan bansos pasti diusulkan. Tapi validasi dari pusat, kami tidak tahu bagaimana," kata Toto.
Toto menyatakan jika Widiyatin bukan ODGJ. Sebab saat dia bertemu Widiyatin bisa berkomunikasi dengan baik dan lancar. Selain itu, tidak ada bukti medis menyatakan Widiyatin adalah ODGJ.
(ams/ahr)