Tentang Geng Sumut yang Konon Bikin Penyidik Mentok Usut Ismail Bolong

Nasional

Tentang Geng Sumut yang Konon Bikin Penyidik Mentok Usut Ismail Bolong

Tim detikX - detikJateng
Rabu, 16 Nov 2022 18:01 WIB
Siapa Ismail Bolong yang Ngaku Setor Rp 6 M ke Kabareskrim?
Ismail Bolong. Foto: Tangkapan layar video viral
Solo -

Video testimoni Ismail Bolong yang mengungkap testimoni soal isu setoran uang Rp 6 miliar ke Kabareskrim Komjen Agus Andrianto viral di media sosial pada (6/11). Testimoni tersebut berkaitan dengan dugaan adanya mafia tambang ilegal di tubuh Polri.

Namun, tak lama usai video tersebut viral, Ismail Bolong kemudian mengklarifikasi kesaksiannya tersebut. Dikutip dari detikNews, video klarifikasi Ismail Bolong didapatkan tim detikcom dari Menkopolhukam Mahfud Md di hari yang sama.

Dalam klarifikasinya, Ismail menegaskan bahwa dirinya tidak mengenal Kabareskrim dan ia mengaku tidak pernah memberikan uang kepadanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, berdasarkan temuan investigasi yang dilakukan tim detikX ada fakta lain terkait kesaksian Ismail Bolong tersebut. Berikut penjelasan lengkapnya.

Dikutip dari detikX, usai video tersebut viral di media sosial tim berupaya mengkonfirmasi adanya dugaan tersebut ke dua pejabat Polri. Dua pejabat Polri yang tidak mau disebutkan namanya tersebut membenarkan testimonial Ismail Bolong tersebut.

ADVERTISEMENT

"Itu dari pernyataan IB yang pertama itu 100 persen benar itu," kata sumber detikX, seorang perwira menengah Polri, pada Rabu (16/11/2022).

Lebih lanjut, sumber tersebut menjelaskan adanya pengungkapan kasus mafia tambang yang diduga dibekingi perwira tinggi Polri bermula sejak terbongkarnya jaringan tambang ilegal di Kalimantan Timur pada awal Januari lalu.

Bahkan, dalam proses pengungkapan mafia tambang tersebut, nama Ismail Bolong sempat disebut oleh tersangka yang diperiksa.

Pertama, nama Ismail Bolong disebut oleh para tersangka dalam kasus penambangan ilegal di lahan milik PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ) di Samarinda dan Kutai Kartanegara. Dalam kasus tersebut, Ismail Bolong diduga menjadi beking sekaligus koordinator penambang ilegal di beberapa lahan tambang milik PT MSJ.

Alhasil, pihak kepolisian mengirim surat panggilan ke Ismail Bolong, tetapi ia tidak memenuhi surat panggilan tersebut.

"Setelah itu, dikirim surat panggilan beberapa kali (ke Ismail Bolong), tapi nggak bisa. Nggak datang dia," kata sumber detikX.

Kasus ini kemudian dikembangkan oleh tim penyidik dengan melakukan pemeriksaan ke beberapa lokasi tambang ilegal lainnya. Dalam kasus ini, nama Ismail Bolong pun kembali disebut oleh beberapa penambang yang ada di lokasi tersebut.

Setelah itu, tim penyidik kemudian kembali mengirimkan surat panggilan pemeriksaan, tetapi lagi-lagi dia tidak datang.

Lebih lanjut, sumber detikX tersebut mengatakan tim penyidik tidak melanjutkan proses penyelidikan kasus yang menyeret Ismail Bolong tersebut. Menurutnya, hal ini karena beberapa anggota tim penyidik tersebut ditelepon oleh perwira tinggi Polri.

Beberapa perwira tinggi Polri tersebut diduga merupakan orang terdekat Ismail Bolong yang pernah dan masih menjabat posisi penting di Polda Sumatra Utara. Sumber detikX tersebut menyebutnya sebagai 'Geng Sumut'.

Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...

Atas hal tersebut, tim penyidik memilih mengalah dan tidak melanjutkan proses penyelidikan.

"Jadi bukan mentok tembok lagi ini, sudah mentok gunung. Tidak bisa diproses. Daripada ribet, ya sudah, penyidik ngalah," kata sumber detikX.

Tim detikX telah berupaya mengkonfirmasi kepada Agus Andrianto. Namun, pihak Agus Andrianto belum merespons pesan singkat dan telepon dari tim detikX sampai laporan ini ditayangkan.

Upaya konfirmasi juga sudah detikX sampaikan kepada Ismail Bolong. Namun, nomor ponsel Ismail Bolong kini sudah tidak aktif. Tim detikcom di Kalimantan Timur sudah menyambangi rumah Ismail Bolong di Jalan Cenderawasih Nomor 23, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, pada Rabu, 9 November lalu. Namun, saat itu Ismail sedang tidak di rumah.

Halaman 2 dari 2
(sip/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads